Senin, 18 Januari 2016

Andai aku jadi Smartphone

Seorang guru setelah makan malam, dia mulai memeriksa PR yang dikerjakan oleh para siswanya. Saat itu, suaminya berjalan di dekatnya dengan ponsel pintar sambil Belajar Bisnis Online.

Ketika membaca catatan terakhir, ibu guru itu mulai menangis dengan air mata berlinang...

Suaminya melihat hal itu dan bertanya, 'Mengapa kamu menangis sayang?
Apa yang terjadi?'

Istri: 'Kemarin saya memberikan pekerjaan rumah kepada para siswa saya, untuk menulis sesuatu tentang topik: >>> Yang Saya Inginkan <<<

'Suami: "OK, tapi kenapa kamu menangis?

'Istri:'Memeriksa catatan mereka, itulah yang membuat saya menangis.

'Suami ingin tahu:' Apa yang tertulis dalam catatan yang membuat kamu menangis?

'Istri:' Dengarkan tulisan anak ini...

"Keinginan saya adalah MENJADI SEBUAH PONSEL PINTAR.

Orang tua saya sungguh sangat mencintai ponsel pintar mereka.

Mereka peduli ponsel pintar mereka, sehingga kadang-kadang mereka lupa untuk peduli kepada aku. Ayah saya pulang dari kantor lelah, ia memiliki banyak waktu untuk ponsel pintarnya, tapi tidak bagi saya.

Ketika orang tua saya melakukan beberapa pekerjaan penting dan ponsel pintar berdering, dengan segera mereka mengangkat teleponnya, tapi tidak untuk aku, bahkan jika aku merengek menangis pun.

Mereka bermain game di ponsel pintar, mereka tidak bermain dengan saya.

Mereka berbicara dengan seseorang di telepon pintar mereka, mereka tidak pernah mendengarkan saya, bahkan sekalipun saya mengatakan sesuatu yang penting.

Jadi, keinginan saya adalah untuk menjadi sebuah Ponsel Pintar."

Setelah mendengarkan catatan anak murid itu, sang suami tersentuh dan bertanya kepada istrinya, 'Siapa menulis itu sayang?'.

Istri: 'Anak kita!' 

Hallo pembaca!

Gadget sungguh bermanfaat, tetapi itu semua adalah untuk kemudahan saja. Janganlah kita berhenti mencintai anggota keluarga dan orang-orang yang mencintai kita.

Anak-anak melihat dan merasakan segala sesuatu apa yang terjadi dengan & di sekitar mereka. Berbagai hal dapat tertulis pada pikiran mereka dengan efek yang kekal. Mari berhati-hati, sehingga mereka tidak tumbuh dengan cinta dan hal-hal yang palsu.

Mari kita berubah!

Sabtu, 16 Januari 2016

Ingatlah Ibumu

Seorang ibu ingin meminjam uang kepada anaknya yang telah mapan. Dengan suara rendah disertai rasa malu ibu berkata : " Nak, bolehkah ibu meminjam uang 100 ribu,? Ibu ada perlu buat beli beras.". Anaknya tidak langsung menjawab, dengan raut muka datar ia berkata: " Iya Bu, nanti Aku tanya istriku dulu", seakan berat untuk mengiyakan, karena belum tentu isterinya mengiyakan...Ketika Sang Anak masuk ke dalam rumah ia melihat dus susu anaknya masih ada bandrol harga Rp 50.000, kemudian dia merenung. Jika 1 dus habis 1 hari x 30 hari x 2 th = 36 juta....!!!!. Dia berfikir, waktu balita dia hanya diberikan ASI oleh ibunya, harganya tak terhingga, super steril, diberikan dengan penuh kasih sayang....Jika didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar?? Kemudian ia berbalik dan menatap wajah ibunya yang teduh walau telah dimakan usia. Dirimu telah memberikan semua kasih sayang, harta dan semuanya kepadaku tanpa pamrih, dan semua itu kuterima dgn GRATIS..Maafkan anakmu ini yang tidak tahu balas budi.. Segera ia memeluk ibunya dan mengecup keningnya dan memberi uang Rp 3 jt, sambil menangis ia berkata: "Ibu, jangan berkata pinjam lagi yaa, hartaku adalah juga milikmu, do'akan anakmu ini agar selalu berbakti padamu". Sambil berkaca-kaca ada air bening di pelupuk mata ibu ia berkata: "Nak, di setiap keadaan ibu selalu berdo'a agar kita semua selalu dikumpulkan di dunia dan di SURGA nanti dalam kebahagian.. Semoga Bermanfaat., jadikan ladang pahala dg memberikan ke orang lain..bagi PARA ISTRI ingatlah bahwa rizki dari suamimu adalah juga hak mertuamu. Dan juga perlakukan lah ibu mertua seperti ibu kandung sendiri....

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template