Selasa, 28 Oktober 2014

Beda orang Asia dg benua lain..

Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi "best seller". (www.idearesort.com/trainers/T01.p) mengemukakan beberapa hal ttg bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang:

1. Bagi kebanyakan org Asia, dlm budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.

2. Bagi org Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lbh dihargai drpd CARA
memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir/ diterima sbg sesuatu yg wajar.

3. Bagi org Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban" bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pastidan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan utk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.

4. Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of
none" (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).

5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dlm
Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas.

6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sbg upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.

7. Bagi keanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah

8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi stlh sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber utk minta penjelasan tambahan.

Dlm bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan bbrp solusi sbb:

1. Hargai proses. Hargailah org krn pengabdiannya bukan karena kekayaannya. Percuma bangga naik haji atau membangun mesjid atau pesantren tapi duitnya dari hasil korupsi

2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya

3. Jangan jejali murid dgn banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya

4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang

5. Dasar kreativitas adlh rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!

6. Guru adlh fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dgn bangga kl KT TDK TAU!

7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan..sebagai orang tua kita
bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.

Mudah2an dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak  dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi

Sabtu, 25 Oktober 2014

Kekeliruan haramnya kata " jangan" dalam pendidikan anak

Kekeliruan Haramkan Kata 'Jangan' Pada Anak
Kekeliruan Buku Pendidikan : Mengharamkan Kata "Jangan"

Salah seorang pendidik pernah berkata, "pintu terbesar yang paling mudah dimasuk oleh yahudi adalah yaitu dunia psikologidan dunia pendidikan.

Karena itulah, berangkat dari hal ini. Kita akan mengupas beberapa "kekeliruan" pada buku-buku pendidikan, seminar, teori pendidikan, dan lainnya.

Saking masifnya sebaran tersebut, kita juga terkadang kesulitan untuk tidak mengucapkan kata jangan pada anak-anak kita. Terasa mengganjal di benak kita karena bertentangan dengan fitrah manusia apabila dalam kondisi panik dan terjepit akan mengucapkan kata 'jangan'.

Misalnya saja anak kita sudah akan jatuh ke dalam lubang sumur, tak mungkin dalam waktu yang sepersekian detik akan mengatakan "ayo lebih baik main disini". Tentu anak kecil tak mengerti makna itu' dan tentu parahnya anak tak sempat berhenti dan jatuh ke dalam sumur.

Berbeda jika kita secara refleks katakam pada anak kita "jangan nak nanti jatuh, berbahaya..." Sang anak akan kaget dan menhentikan langkahnya.

    ...misalnya saja anak kita sudah akan jatuh ke dalam lubang sumur, tak mungkin dalam waktu yang sepersekian detik akan mengatakan "ayo lebih baik main disini". Anak kecil tak mengerti makna itu' dan tentu parahnya anak tak sempat berhenti dan jatuh ke dalam sumur.

Sudah menjangkiti beberapa para pendidik muslim, baik para ayah dan ibu,
yang tercuci otaknya dan melarang berkata "Jangan" pada anak.

Mari kita lihat, beberapa perkataan-perkataan 'dalam pendidikan' tentang
larangan mengucapkan kata jangan pada anak.

Diantaranya Ayah Edy, dia mengatakan pada bukunya yang berjudul 'Ayah Edy Menjawab hal. 30, "..gunakan kata-kata preventif, seperti hati-hati, berhenti, diam di tempat, atau stop.  Itu sebabnya kita sebaiknya tidak menggunakan
kata 'jangan' karena alam bawah sadar manusia tidak merespons dengan cepat kata 'jangan'.

Pada media online, detik.com, pernah menulis judul artikel 'Begini Caranya Melarang Anak Tanpa Gunakan Kata 'Tidak' atau 'Jangan', atau "...Tak usah bingung, untuk melarang anak tak melulu harus dengan kata jangan atau
tidak..."

Pada sebuah artikel lain, berjudul, "Mendidik Anak Tanpa Menggunakan Kata JANGAN” tertulis, "Kata 'jangan' akan memberikan nuansa negatif dan larangan dari kita sebagai orang tua, maka dari itu coba untuk mengganti dengan kata yang lebih positif dan berikan alasan yang dapat diterima anak..."

Nah, inilah syubhat (keraguan) yang digembar-gemborkan media sekuler dayng merujuk pada psikolog atheis dan Yahudi. Indah nampaknya, tapi di dalamnya terkandung bahaya yang kronis.

Mari kita bahas syubhat yang mereka gelontorkan. Sebelumnya, kalau kita mau teliti, mari kita tanyakan kepada mereka yang melarang kata 'jangan', apakah ini punya landasan dalam al-Qur'an dan hadits? Apakah semua ayat di
dalam al-Qur'an tidak menggunakan kata "Laa (jangan)"?

Mereka pun mengatakan jangan terlalu sering mengatakan jangan. Sungguh mereka lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an menggunakan kata “jangan".

    Mereka pun mengatakan jangan terlalu sering mengatakan jangan. Sungguh mereka lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an menggunakan kata “jangan".

Allahu akbar, banyak sekali! Mau dikemanakan ayat-ayat kebenaran ini? Apa mau dibuang? Dan diadopsi dari teori dhoif? Kalau mereka mengatakan kata jangan bukan tindakan preventif (pencegahan), maka kita tanya, apakah Anda mengenal Luqman AL- Hakim?

Dalam Al Quran ada surat Luqman ayat 12 sampai 19. Kisah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang diberi hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya (“ walaqod ataina
luqmanal hakim.
Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, JANGANLAH engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang
besar”.
Inilah bentuk tindakan preventif yang ada dalam al-Qur'an. Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “ laa ” (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu “laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka
linnaasi”, dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”.
Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya) “esakanlah Allah”.
Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.
Mengapa Luqmanul Hakim tidak menganti "jangan" dengan "diam/hati-hati"?Karena ini bimbingan Alloh.
Perkataan "jangan" itu mudah dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman Hakim kepada anaknya. Dan perkataan jangan juga positif, tidak negatif. Ini semua bimbingan dari Alloh subhanahu wa ta'ala, bukan teori pendidikan Yahudi.
Adakah pribadi psikolog atau pakar parenting pencetus aneka teori ‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada.
Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci
karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog kita temukan dalam kitabullah itu.
Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar. Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang dalam agama, tetapi karena lebih memilih berdamai.
Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya.
Dan, kelak, ia tidak berzina bukan karena takut adzab Alloh, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang tuanya. Nas alulloha salaman wal afiyah.
Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of syariah” dan keterikatan hukum. Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiatan bertebaran, tidak perhatian lagi dengan amar ma'ruf nahi mungkar, tidak ada lagi minat untuk mendakwahi manusia yang dalam kondisi bersalah, karena dalam hatinya berkata “itu pilihan mereka, saya tidak demikian”.
Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi “mereka memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya”.
Itulah sebenar-benar paham liberal, yang ‘humanis’, toleran, dan menghargai pilihan-pilihan. Jadi, yakini dan praktikkanlah teori parenting Barat itu agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi liberal.
Simpan saja AL-Qur’an di lemari paling dalam dan tunggulah suatu saat akan datang suatu pemandangan yang sama seperti kutipan kalimat di awal tulisan ini.
Astagfirulloh!
Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala memberi taufik kepada kita semua..
Penulis : Ummu Hanim, [adivammar/voaislam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2014/06/01/30691/voaislamic-parenting-10-kekeliruan-haramkan-kata-jangan-pada-anak

Rabu, 15 Oktober 2014

Mari tebarkan kebaikan.

Kisah Inspiratif Hari Ini...

Setiap selesai sholat jum'at tiap pekannya, seorang imam (masjid) dan anaknya (yg berumur 11 tahun) mempunyai jadwal membagikan buku–buku islam, diantaranya buku at-thoriq ilal jannah (jalan menuju surga). Mereka membagikannya di daerah mereka di pinggiran Kota Amsterdam.
***

Namun tibalah suatu hari, ketika kota tersebut diguyuri hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin.

Sang anakpun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin. Setelah selesai mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, aku telah siap" ayahnya menjawab : "Siap untuk apa?" , ia berkata: "Untuk membagikan buku (seperti biasanya)", sang ayahpun berucap: "Suhu sangat dingin diluar sana, belum lagi hujan lebat yang mengguyur", sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan : "akan tetapi, sungguh banyak orang yang berjalan menuju neraka diluar sana dibawah guyuran hujan".
Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata: "Namun ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini", akhirnya anak tersebut meminta izin untuk keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak dan akhirnya memberikan izin. Iapun mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata: "terimakasih wahai ayahku".
***
Dibawah guyuran hujan yang cukup deras, ditemani rasa dingin yang menggigit, anak itu membawa buku-buku itu yang telah dibungkusnya oleh skantong plastik ukuran sedang agar tdk basah terkena air hujan, lalu ia membagikan buku kepada setiap orang yang ditemui. Tidak hanya itu, beberapa rumahpun ia hampiri demi tersebarnya buku tersebut.
***

Dua jam berlalu, tersisalah 1 buku ditangannya. Namun sudah tidak ada orang yang lewat di lorong tersebut. Akhirnya ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah disebrang jalan untuk menyerahkan buku terakhir tersebut.

Sesampainya di depan rumah, ia pun memencet bel, tapi tidak ada respon. Ia ulangi beberapa kali, hasilnya tetap sama. Ketika hendak beranjak seperti ada yang menahan langkahnya, dan ia coba sekali lagi ditambah ketukan tangan kecilnya. Sebenarnya ia juga tidak mengerti kenapa ia begitu penasaran dengan rumah tersebut.

Pintupun terbuka perlahan, disertai munculnya sesosok nenek yang tampak sangat sedih. Nenek berkata: "ada yang bisa saya bantu nak?" Si anak berkata (dg mata yg berkilau dan senyuman yang menerangi dunia): "Saya minta maaf jika mengganggu, akan tetapi saya ingin menyampaikan bahwa Allah sangat mencintai dan memperhatikan nyonya. Kemudian saya ingin menghadiahkan buku ini kepada nyonya, di dalam nya dijelaskan tentang Allah Ta'ala, kewajiban seorang hamba, dan beberapa cara agar dapat memperoleh keridhoannya."
***

Satu pekan berlalu, seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah ia mempersilahkan jama'ah untuk berkonsultasi. Terdengar sayup – sayup dr shaf perempuan seorang perempuan tua berkata:"Tidak ada seorangpun yang mengenal saya disini, dan belum ada yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan yang lalu saya bukanlah seorang muslim, bahkan tidak pernah terbetik dalam pikiranku hal tersebut sedikitpun. Suamiku telah wafat dan dia meninggalkanku sebatang kara di bumi ini".

Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu.
"Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sdh kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar olehku suara bel. Aku terdiam sejenak dan berpikir :"paling sebentar lagi juga pergi".
Namun suara bel dan ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati: "siapa gerangan yang sudi mengunjungiku,… tidak akan ada yang mengetuk pintu rumahku".

Kulepaskan tali yang sdh siap membantuku mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian.
Perkataan lembutnya telah mengetuk hatiku yang mati hingga bangkit kembali. Ia berkata: "Nyonya, saya datang untuk menyampaikan bahwa Allah Ta'ala sangat menyayangi dan memperhatikan nyonya", lalu dia memberikan buku ini (buku jalan menuju surga) kepadaku.

Malaikat kecil itu datang kepadaku secara tiba-tiba, dan menghilang dibalik guyuran hujan hari itu juga secara tiba2. Setelah menutup pintu aku langsung membaca buku dari malaikat kecilku itu sampai selesai. Seketika kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi.
Sekarang lihatlah aku, diriku sangat bahagia karena aku telah mengenal Tuhanku yang sesungguhnya. Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku tersebut untuk berterimakasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat kecilku pada waktu yang tepat. Hingga aku terbebas dari kekalnya api neraka."
***
Air mata semua orang mengalir tanpa terbendung, masjid bergemuruh dengan isak tangis dan pekikan takbir… Allahu akbar…
***

Sang imam (ayah dari anak itu) beranjak menuju tempat dimana malaikat kecil itu duduk dan memeluknya erat, dan tangisnyapun pecah tak terbendung dihadapan para jamaah.
Sungguh mengharukan, mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.
***
Judul asli : قصة رائعة جدا ومعبرة ومؤثرة
Penerjemah : Shiddiq Al-Bonjowiy

____________________
Note: Mari terus sebarkan kebaikan. Kita tidak pernah tahu berapa banyak orang yg mendapatkan hidayah dengan sedikit langkah yg kita lakukan...

Senin, 13 Oktober 2014

Perempuan sempurna ?????

” Perempuan Sempurna”
(Catatan Untuk ISTRI yang berusaha HEBAT tanpa SUAMI HEBAT)

Bismillahirr Rahmanirr Rahim …

Siapakah Kau, Perempuan Sempurna?

Ketika akhirnya saya dilamar oleh seorang lelaki, saya luruh dalam kelegaan. Apalagi lelaki itu, kelihatannya ‘relatif’ sempurna. Hapalannya banyak, shalih, pintar. Ia juga seorang aktivis dakwah yang sudah cukup matang. Kurang apa coba?

Saya merasa sombong! Ketika melihat para lajang kemudian diwisuda sebagai pengantin, saya secara tak sadar membandingkan, lebih keren mana suaminya dengan suami saya. Sampai akhirnya air mata saya harus mengucur begitu deras, ketika suatu hari menekuri 3 ayat terakhir surat At-Tahrim. 

Sebenarnya, sebagian besar ayat dalam surat ini sudah mulai saya hapal sekitar 10 tahun silam, saat saya masih semester awal kuliah. 

Akan tetapi, banyak hapalan saya menguap, dan harus kembali mengucur bak air hujan ketika saya menjadi satu grup dengan seorang calon hafidzah di kelompok pengajian yang rutin saya ikuti. Ini terjemah ayat tersebut:

66:10. Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.

66:11. Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim”,

66: 12. dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.

SEBUAH KONTRADIKSI
Ada 4 orang yang disebut dalam 3 ayat tersebut. Mereka a
dalah Istri Nuh, Istri Luth, Istri Firaun dan Maryam. Istri Nuh (IN), dan Istri Luth (IL) adalah symbol perempuan kafir, sedangkan Istri Firaun (IF) dan Maryam (M), adalah symbol perempuan beriman. 

Saya terkejut, takjub dan ternganga ketika menyadari bahwa ada sebuah kontradiksi yang sangat kuat. Allah memberikan sebuah permisalan nan ironis. Mengapa begitu? IN dan IL adalah contoh perempuan yang berada dalam pengawasan lelaki shalih. Suami-suami mereka setaraf Nabi (bandingkan dengan suami saya! Tak ada apa-apanya, bukan?). 

Akan tetapi mereka berkhianat, sehingga dikatakanlah kepada mereka, waqilad khulannaaro ma’ad daakhiliin…

Sedangkan antitesa dari mereka, Allah bentangkan kehidupan IF (Asiyah binti Muzahim) dan M. Hebatnya, IF adalah istri seorang thaghut, pembangkang sejati yang berkoar-koar menyebut “ana rabbukumul a’la.”

Dan Maryam, ia bahkan tak memiliki suami. Ia rajin beribadah, dan Allah tiba-tiba berkehendak meniupkan ruh dalam rahimnya. Akan tetapi, cahaya iman membuat mereka mampu tetap bertahan di jalan kebenaran. Sehingga Allah memujinya, wa kaanat minal qaanithiin…

PEREMPUAN SEMPURNA

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: ”Sebaik-baik wanita penghuni surga itu adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran.” (HR. Ahmad 2720, berderajat shahih).

Empat perempuan itu dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni surga. Akan tetapi, Rasulullah saw masih membuat strata lagi dari 4 orang tersebut. Terpilihlah dua perempuan yang disebut sebagai perempuan sempurna. Rasul bersabda, “Banyak lelaki yang sempurna, tetapi tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Firaun dan Maryam binti Imran. 

Sesungguhnya keutamaan Asiyah dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya.” (Shahih al-Bukhari no. 3411).

Inilah yang membuat saya terkejut! Bahkan perempuan sekelas Fathimah dan Khadijah pun masih ‘kalah’ dibanding Asiyah Istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. A
pakah gerangan yang membuat Rasul menilai semacam itu? Ah, saya bukan seorang mufassir ataupun ahli hadits. 

Namun, dalam keterbatasan yang saya mengerti, tiba-tiba saya sedikit meraba-raba, bahwa penyebabnya adalah karena keberadaan suami. 

Khadijah, ia perempuan hebat, namun ia tak sempurna, karena ia diback-up total oleh Rasul terkasih Muhammad saw., seorang lelaki hebat. Fathimah, ia dahsyat, namun ia tak sempurna, karena ada Ali bin Abi Thalib ra, seorang pemuda mukmin yang tangguh.

Sedangkan Asiyah? Saat ia menanggung deraan hidup yang begitu dahsyat, kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya, karena justru yang menyiksanya adalah suaminya sendiri.

Siksaan yang membuat ia berdoa, dengan gemetar, “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.” Siksaan yang membuat nyawanya terbang, ah… tidak mati, namun menuju surga. Mendapatkan rizki dan bersukaria dengan para penduduk akhirat.

Bagaimana pula dengan Maryam? Ia seorang lajang yang dipilih Allah untuk menjadi ibunda bagi Nabi Isa. Kepada siapa ia mengadu atas tindasan kaumnya yang menuduh ia sebagai pezina? Pantas jika Rasul menyebut mereka: Perempuan sempurna…

JADI, YANG MENGANTAR ke Surga, Adalah Amalan Kita. Jadi, bukan karena (sekadar) lelaki shalih yang menjadi pendamping kita. Suami yang baik, memang akan menuntun kita menuju jalan ke surga, mempermudah kita dalam menjalankan perintah agama. 

Namun, jemari akan teracung pada para perempuan yang dengan kelajangannya (namun bukan sengaja melajang), atau dengan kondisi suaminya yang memprihatinkan (yang juga bukan karena kehendak kita), ternyata tetap bisa beramal dan cemerlang dalam cahaya iman. 

Kalian adalah Maryam-Maryam dan Asiyah-Asiyah, yang lebih hebat dari Khadijah-Khadijah dan Fathimah-Fathimah.

Sebaliknya, alangkah hinanya para perempuan yang memiliki suami-suami nan shalih, namun pada kenyataannya, mereka tak lebih dari istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Yang alih-alih menduk
ung suami dalam dakwah, namun justru menggelendot manja, “Mas… kok pergi terus sih, sekali-kali libur dong!” Atau, “Mas, aku pengin beli motor yang bagus, gimana kalau Mas korupsi aja…”

Benar, bahwa istri hebat ada di samping suami hebat. Namun, lebih hebat lagi adalah istri yang tetap bisa hebat meskipun terpaksa bersuamikan orang tak hebat, atau bahkan tetap melajang karena berbagai sebab nan syar’i. Dan betapa rendahnya istri yang tak hebat, padahal suaminya orang hebat dan membentangkan baginya berbagai kemudahan untuk menjadi hebat. Hebat sebagai hamba Allah Ta’ala!

Wallahu a’lam bish-shawwab.

(By: Afifah Afra)

Berapa lama bisa mengatur barisan manusia....?

Ceritanya ... ada seorang Da'i sedang menemani orang Amerika yang nonton TV siaran langsung tentang jutaan orang-orang yang hilir mudik sebelum dimulainya shalat wajib di Masjidil Haram, Makkah al-Mukarramah.

Sang Da'i bertanya ke bule tadi : "Menurut Anda, berapa lama waktu yang dibutuhkan supaya orang orang itu bisa baris dengan rapi ?"

Bule : "Dua sampai tiga jam"

Da'i : "Masjiil Haram punya 4 tingkat loh."

Bule : "Kalo begitu butuh dua belas jam."

Da'i : "Mereka yang kamu lihat di TV itu juga berbeda bahasa antara satu dengan yang lain."

Bule : "Wah..., tidak mungkin bisa baris."
Kemudian terdengar Iqamah, tanda akan dimulainya shalat ...

Tampak Sheikh Abdur-Rahman as-Sudais [imam besar Masjidil Haram] maju ke depan seraya berkata "Istawuu (Luruskan Shaf / barisan kalian)".

Maka berdirilah jutaan jama'ah tersebut dalam shaf-shaf / barisan yang tersusun rapi, tidak lebih dari dua menit.

maa a'dzhomu diinina diinun nizhom

Allahu Akbar!

Sabtu, 11 Oktober 2014

KISAH CINTA Sejati # seorg KAKEK KEPADA ISTRI yg tak lg mengenalnya

KISAH CINTA Sejati # seorg KAKEK KEPADA ISTRI yg tak lg mengenalnya

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar pukul 9:30, seorang kakek berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, karena semua dokter masih sibuk dan mungkin kakek itu baru dapat ditangani sekitar satu jam lagi.

Sewaktu menunggu, kakek itu tampak gelisah. Berkali-kali ia melirik jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang, aku sempatkan untuk memeriksa lukanya. Nampaknya cukup baik, sudah kering dan tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk menanganinya sendiri.

Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru.

“Tidak. Hanya saja, seperti kebiasaanku sehari-hari, aku akan pergi ke rumah jompo untuk makan siang bersama istriku.” Kakek itu menceritakan bahwa istrinya mengidap penyakit Alzheimer dan sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu.

“Apakah istri Kakek akan marah kalau Kakek terlambat?”

“Tidak… Sebenarnya istriku sudah tidak lagi mengenaliku sejak lima tahun yang lalu” jawaban itu membuatku tersentak.

“Kakek masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Kakek tidak kenal lagi?”

Pria tua itu tersenyum sambil tangannya menepuk tanganku dan berkata, “Dia memang tidak lagi mengenaliku, tetapi aku masih mengenalinya, kan..?”

Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi…

-------------------------------------------------------------------------

Lepas dari siapa penulisnya, kisah ini mengajarkan tentang arti cinta dan kesetiaan. Seperti kata penulisnya, cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Dalam Islam, cinta pasangan suami istri terdiri dari dua aspek; mawaddah dan rahmah.

Mawaddah adalah cinta yang terkait dengan faktor fisik; kecantikan, ketampanan, ketertarikan terhadap pasangan yang dengannya mereka saling memberikan hak biologisnya.

Sedangkah rahmah adalah kasih sayang yang lebih dekat pada faktor non fisik dan immateri. Ia tumbuh dan hadir dalam jiwa tanpa mempedulikan kecantikan dan ketampanan pasangannya. Ia bahkan tak mempedulikan apakan belahan jiwanya sakit atau bahkan tak lagi mengenalnya. Ia lahir dari komitmen pernikahan, yang dengan tulus mencintai pasangannya meski fisik telah berubah.

Inilah cinta yang terus bertahan hingga tua, sepanjang usia. Dan karenanya kita berdoa, agar keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

~tulisan ini diambil dari kisahikmah.com~

SAYA MAU KELUAR DARI TARBIYAH SAJA !!!

SAYA MAU KELUAR DARI TARBIYAH SAJA !!!

Ustadz, dulu ana merasa semangat dalam dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan ana melihat ternyata ikhwah banyak pula yang aneh-aneh." Begitu keluh kesah seorang mad'u kepada murabbinya di suatu malam.

Sang murabbi hanya terdiam, mencoba terus menggali semua kecamuk dalam diri mad'unya. "Lalu, apa yang ingin antum lakukan setelah merasakan semua itu?" sahut sang murabbi setelah sesaat termenung.

“Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa ikhwah yang justru tidak islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti, kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Bila begini terus, ana mendingan sendiri saja..." jawab mad'u itu.

Sang murabbi termenung kembali. Tidak tampak raut terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya tetap terlihat tenang, seakan jawaban itu memang sudah diketahuinya sejak awal.

"Akhi, bila suatu kali antum naik sebuah kapal mengarungi lautan luas. Kapal itu ternyata sudah amat bobrok. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia. Lalu, apa yang akan antum lakukan untuk tetap sampai pada tujuan?" tanya sang murabbi dengan kiasan bermakna dalam.

Sang mad'u terdiam berpikir. Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam melalui kiasan yang amat tepat.

"Apakah antum memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?" sang murabbi mencoba memberi opsi.

"Bila antum terjun ke laut, sesaat antum akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan ikan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat.apakah antum pandai berenang? Berapa kekuatan antum untuk berenang hingga tujuan? Bagaimana bila ikan hiu datang? Darimana antum mendapat makan dan minum? Bila malam datang, bagaimana antum mengatasi hawa dingin? kalau pun antum mampu berenang dan sampai ke daratan,apakah antum yakin tiba di pulau yg berpenghuni? atau pulau itu hanyalah pulau mati yg didiami oleh binatang buas? kalau pun pulau itu berpenghuni, apakah kamu dpt mnjamin manusia yg hidup d dlm nya adalah manusia yg ramah, sopan, santun,alim, seideal jama'ah impian muslim ini?" serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan sang mad'u.

Tak ayal, sang mad'u menangis tersedu. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadung memuncak, namun sang murabbi yang dihormatinya justru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.

“Akhi, apakah antum masih merasa bahwa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah?" Pertanyaan menohok ini menghujam jiwa sang mad'u. Ia hanya mengangguk.

"Bagaimana bila temyata mobil yang antum kendarai dalam menempuh jalan itu temyata mogok? Antum akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu tergeletak di jalan, atau mencoba memperbaikinya?" tanya sang murabbi lagi.

Sang mad'u tetap terdiam dalam sesenggukan tangis perlahannya.

Tiba-tiba ia mengangkat tangannya, "Cukup ustadz, cukup. Ana sadar. Maafkan ana. Ana akan tetap istiqamah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan..."

"Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Ana akan tetap berjalan dalam dakwah ini. Dan hanya Allah saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji-Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana", sang mad'u berazzam di hadapan murabbi yang semakin dihormatinya.

Sang murabbi tersenyum. "Akhi, jama'ah ini adalah jama'ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan. Tapi di balik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan Allah untuk berdakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan Allah."
"Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan antum. Sebagaimana Allah ta'ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Karena di mata Allah, belum tentu antum lebih baik dari mereka."

"Futur, mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidak-sepakatan selalu disikapi dengan jalan itu, maka kapankah dakwah ini dapat berjalan dengan baik?" sambungnya panjang lebar.

"Kita bukan sekedar pengamat yang hanya bisa berkomentar. Atau hanya pandai menuding-nuding sebuah kesalahan. Kalau hanya itu, orang kafirpun bisa melakukannya. Tapi kita adalah da'i. Kita adalah khalifah. Kitalah yang diserahi amanat oleh Allah untuk membenahi masalah-masalah di muka bumi. Bukan hanya mengeksposnya, yang bisa jadi justru semakin memperuncing masalah."

"Jangan sampai, kita seperti menyiram bensin ke sebuah bara api. Bara yang tadinya kecil tak bernilai, bisa menjelma menjadi nyala api yang membakar apa saja. Termasuk kita sendiri!"

Sang mad'u termenung merenungi setiap kalimat murabbinya. Azzamnya memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut dihatinya.

"Tapi bagaimana ana bisa memperbaiki organisasi dakwah dengan kapasitas ana yang lemah ini?" sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga.

"Siapa bilang kapasitas antum lemah? Apakah Allah mewahyukan begitu kepada antum? Semua manusia punya kapasitas yang berbeda. Namun tidak ada yang bisa menilai, bahwa yang satu lebih baik dari yang lain!" sahut sang murabbi.

"Allah memasukkan kita ke dalam surga bukan karena kita mampu menyempurnakan jama'ah, menciptakn organisasi tanpa kelemahan. namun Allah melihat apa yg tlh kita kerjakan untuk agama nya, sekecil apapun peran tersebut.
Bekerjalah . Berilah taushiah dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang kepada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang beriman. Bila ada sebuah isyu atau gosip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghil (dengki, benci, iri hati) antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang mantan budak hina menemui kemuliaannya."

Suasana dialog itu mulai mencair. Semakin lama, pembicaraan melebar dengan akrabnya. Tak terasa, kokok ayam jantan memecah suasana. Sang mad'u bergegas mengambil wudhu untuk qiyamullail malam itu. Sang murabbi sibuk membangunkan beberapa mad'unya yang lain dari asyik tidurnya.

Malam itu, sang mad'u menyadari kekhilafannya. Ia bertekad untuk tetap berputar bersama jama'ah dalam mengarungi jalan dakwah. Pencerahan diperolehnya. Demikian juga yang diharapkan dari Antum/antunna yang membaca tulisan ini.. Insya Allah kita tetap istiqamah di jalan dakwah ini.. Dalam samudera tarbiyah ini..

Wallahu a'lam.

sumber: Majalah Al-Izzah, No. 07/Th.4 (dengan perubahan seperlunya)

Jangan berprasangka buruk dlu ya.....

Seorang Ibu tengah memasak di dapur ketika putrinya yang masih duduk di kelas 6 SD mendekatinya sambil membawa sebiah majalah Remaja. Si Anak kemudian bertanya...

"Bu, SEX itu apa??"

Bak tersengat listrik rasanya si Ibu mendengar pertanyaan anaknya. Dia pandangi sang anak pelan-pelan. Beda zaman, beda tantangan. Itu lah yang dibatin sang Ibu. Di zamannya, mungkin pertanyaan ini tabu, tapi di zaman yang maju dimana informasi deras tak terbendung, lebih baik memebrikan informasi yang jelas kepada puterinya, daripada dia mencari informasi secara salah dari orang lain.....

"Nak, SEX adalah karunia Tuhan yang diberikan kepada kita manusia. Dia adalah penyatuan cinta antara ayah dan ibu untuk bisa melanjutkan keturunan. Tuhanlah yang mengatur, sehingga Ibu dan Ayah dipertemukan lalu kemudian karena karunia Tuhan pula, melalui SEX itulah maka terciptalah engkau. Dia suci nak, asalkan dia dilakukan dalam bingkai kesucian juga, yaitu pernikahan. Nanti suatu saat nanti kaupun akan mengerti. Tapi itu kelak nak, nanti setelah Engkau menikah seperti ibu...Maka engkau akan jauh lebih mengerti tentang apa yang kau tanyakan itu...."

Si Ibu berkata sambil menatap tajam puterinya. Dia tentu berharap, sang anak bisa memahami penjelasannya dengan bahasa yang coba dia sederhanakan itu...

Tapi si anak nampak melongo, lalu dengan penuh tanda tanya dia berkata...

"Panjang amat bu...disini (sambil menunjuk Majalah) cuma ditulis :

SEX : MALE / FEMALE....makanya saya tanya sama ibu...."

��

Amal Rahasia Penghantar Husnul Khatimah

Amal Rahasia Penghantar Husnul Khatimah

Seorang lelaki di Saudi memiliki tetangga yang tak pernah sholat dan berpuasa. Suatu hari, dia bermimpi kedatangan lelaki. Dalam mimpinya itu, lelaki tadi memintanya agar mengajak tetangganya yang tak pernah shalat untuk umrah.

Ia dikejutkan oleh mimpinya namun ia tak hiraukan. Anehnya mimpi yang sama terulang. Akhirnya ia mendatangi seorang syaikh untuk bertanya tentang mimpi tsb. Syaikh berujar bhw jika mimpi terulang lagi, ia mesti merealisasikan mimpinya itu.

Dan benar saja, ia bermimpi lagi. Lantas ia mengunjungi tetangganya untuk menawarkannya umrah bersama.

"Ayo umrah bersama kami."

"Bagaimana aku akan umrah sementara aku tak pernah sholat."

"Tenang saja. Aku akan mengajarkanmu sholat."

Ia pun mengajarkannya kemudian lelaki itu mengerjakan sholat.

"Baik, aku sudah siap. Mari berangkat. Tapi, bagaimana aku umrah sementara aku tak tahu caranya."

"Nanti di mobil kuajari."

Keduanya dgn senang hati berangkat untuk umrah dengan menggunakan mobil. Setelah tiba, mereka melakukan tuntunan yang disyariatkan.

Selesailah prosesi. Keduanya akan kembali pulang.

"Sebelum balik, adakah engkau ingin melakukan sebuah amal yang engkau anggap penting?" Tanyanya kepada tetangganya.

"Iya. Aku ingin shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim."

Sang tetangga pun sholat dan terjadilah hal yang menakjubkan. Ia meninggal dalam keadaan bersujud.

Lelaki yang membawanya kaget dan tersentak. Bagaimana mungkin lelaki yang hadir dalam mimpinya dan diajak umrah meninggal seolah-olah dia adalah wasilah kematiannya.

Akhirnya, jenazah dibawa pulang ke rumah istrinya. Ia bertanya dalam hati, bagaimana mungkin lelaki yang tak pernah shalat dan puasa meninggal saat umrah dalam keadaan sujud husnul khatimah? Ia berpikir pastilah ada amal spesial dan rahasia yang dilakukannya.

Kepada istri lelaki tadi, ia bertanya ttg ini.

"Kami memiliki tetangga seorang wanita tua renta. Suamiku begitu menyayanginya. Suamiku selalu membuat sendiri sarapan, makan siang dan makan malam lalu mengantarkannya kpd wanita tua itu. Wanita itu kerapkali mendoakan husnul khatimah untuk suamiku." Ujar sang istri

--------
Kisah di atas kami terjemahkan dari akun seorang ikhwah (Mesir).

Kami teringat nasehat syaikh Rajihi di kelas:

"Usahakan ya ikhwan," kata syaikh, "kalian mesti memiliki amal rahasia yang hanya Alloh dan engkau saja yang tahu. Ini akan membantu kalian mengarungi dunia dan negeri akherat."

Pemuda dalam kisah di atas memiliki amal rahasia yaitu memberi makan wanita tua yang merupakan tetangganya. Ia pun berteman dgn orang shalih yang merupakan wasilah menuju husnul khatimahnya.

"Sungguh," tutur syaikh Sami di hadapan kami, "banyaklah berteman dengan orang-orang sholeh, penghafal alquran, dan lainnya." (012)

Penerjemah: Fachriy Aboe Syazwiena
***

7 Keajaiban dunia

7 KEAJAIBAN DUNIA

Seorang guru memberikan tugas kepada siswa-siswanya untuk menuliskan Tujuh Keajaiban Dunia.

Tepat sebelum kelas usai pd siang itu, semua siswa diminta untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Seorang gadis kecil yang paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya paling akhir dengan ragu-ragu. Tidak ada seorangpun yang memperhatikan hal itu…

Malamnya sang guru memeriksa tugas siswa-siswanya itu. Sebagian besar siswa menulis demikian:

Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon

Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut. Tapi guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir…

Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam. Lembar terakhir itu milik si gadis kecil pendiam…
Isinya seperti ini:

Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa melihat
2. Bisa mendengar
3. Bisa menyentuh
4. Bisa disayangi
5. Bisa merasakan
6. Bisa tertawa, dan
7. Bisa mencintai…

Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran tugas siswa-siswanya. Kemudian menundukkan kepalanya & berdoa sambil mengucap syukur alhamdulillah untuk seorang gadis kecil pendiam di kelasnya, yg telah mengajarkannya sebuah pelajaran hebat..

Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban. Keajaiban itu ada di sekeliling kita yg kita miliki..

Bersyukurlah atas semua yg kita miliki....:)
Have a nice weekend with your beloved one

Manfaat kentut

:: Manfaat Mencium Bau Kentut ::

Kebanyakan orang pasti akan marah saat temannya buang gas alias kentut sembarangan dan menyebar bau yang tidak sedap. Namun, setelah mengetahui studi dari University of Exeter di Inggris ini, pandangan itu mungkin akan berubah. Para peneliti menemukan bahwa aroma menyengat dari kentut ternyata bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti kanker, jantung, atritis, dan dimensia. Gas hidrogen sulfida dari kentut dihasilkan makanan yang dipecahkan oleh bakteri. "Gas hidrogen sulfida dalam dosis tinggi sebenarnya sangat mematikan. Namun, dalam kentut, dosisnya sangat rendah dan malah bisa menyehatkan," kata dr Mark Wood selaku kepala penelitian, seperti dilaporkan dariTIMES.

Untuk percobaan, Wood dan timnya membuat gas kentut buatan dengan nama AP39. Dosis kecil gas ini kemudian ditiupkan ke mitokondria, organ sel yang mampu menyerap nutrisi dan diubah jadi energi dengan cara menghancurkan bagiannya sendiri. Namun, saat mitokondria hancur, tubuh akan jadi lemah dan mudah terserang penyakit. "Gas kentut buatan kami ternyata bisa menjaga mitokondria yang hancur dalam proses penciptaan energi. Kami percaya, mengembalikan mitokondria adalah kunci mengobati berbagai penyakit," kata Wood. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal MedChemComm. Penelitian Wood ini juga ditampilkan dalam acara "June International Conference on Hydrogen Sulfide in Biology and Medicine" di Kyoto, Jepang.

Ayo kentut..

Keberkahan hidup

Banyak kita lihat orang yang mengeluh dalam kehidupan, sekalipun secara zahir kita saksikan mereka semakin membaik dalam taraf kehidupan dan perekonomian.

Punya kekayaan tapi tidak merasa cukup, jauh dari kebahagiaan.

Punya istri, tapi tidak rukun.

Punya anak, tapi selalu mendatangkan masalah.

Perasaan sibuk sekali bekerja, tapi tidak kelihatan hasil atau minim pendapatan.

Punya ilmu, tapi tidak kelihatan amal atau bingung harus berbuat apa.

Luas pergaulan, tapi sering cek-cok dengan orang lain.

Badan sehat, tapi selalu gelisah tidak menentu.

Ada pekerjaan, tapi tidak menjadikan perasaan tenang menghadapinya.

Itu semua menunjukkan tidak adanya keberkahan dalam hidup.

Padahal keberkahan itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Dia bisa merubah yang sedikit jadi banyak, yang sempit menjadi luas, yang kurang menjadi cukup, yang susah menjadi mudah, yang pahit menjadi lezat.

Untuk mendapatkan keberkahan itu bisa dengan enam hal berikut:

1. Redha terhadap apa yang dikaruniakan Allah.

2. Shalat subuh berjama'ah

3. Hidupkan sunnah Rasulullah dalam rumah tangga, terutama dalam tiga hal: makan bersama, ucapkan salam sebelum masuk rumah dan perbanyak tilawah al Qur'an.

4. Sederhana dalam belanja rumah tangga, jauhi berlebih-lebihan dan mubazir.

5. Hubungkan silaturrahim dan berbuat baik kepada kedua orang tua.

6. Sedekahkan sebagian rezki yang diberikan Allah.

(Ringkasan khutbah Jum'at di mesjid As Salam Hay 'Asyir Nasr City Cairo, oleh Syekh Muhammad Makky, 10 Oktober 2014)

-Zulfi Akmal-

TIGA PERKARA YANG DZOHIRNYA BERTENTANGAN DENGAN HAKEKATNYA

TIGA PERKARA YANG DZOHIRNYA
BERTENTANGAN DENGAN HAKEKATNYA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ﻣَﺎ ﻧَﻘَﺼَﺖْ ﺻَﺪَﻗَﺔٌ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻝٍ ﻭَﻣَﺎ ﺯَﺍﺩَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﺒْﺪًﺍ ﺑِﻌَﻔْﻮٍ ﺇِﻻَّ ﻋِﺰًّﺍ
ﻭَﻣَﺎ ﺗَﻮَﺍﺿَﻊَ ﺃَﺣَﺪٌ ﻟﻠﻪِ ﺇِﻻَّ ﺭَﻓَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ
((Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan
tidaklah Allah menambahkan kepada seorang
hamba yang memaafkan kecuali keperkasaan, dan
tidaklah seseorang merendah karena Allah kecuali
Allah akan mengangkatnya)) (HR Muslim no 2588)
Dzohirnya sedekah itu mengurangi harta,
memaafkan itu menunjukan kalah atau lemahnya
seseorang, dan merendahkan diri itu menunjukan
rendahnya seseorang…, akan tetapi jika dikerjakan
karena Allah dan penuh keimanan maka akan
mendatangkan sebaliknya. Justru sedekah
menambah harta seseorang, memaafkan
menambah harga dirinya, dan tawadhu' akan
menambah derajatnya…
Syaitan selalu memnggoda seraya berkata,
"Janganlah kau bersedekah…akan habis
hartamu…!!!, janganlah kau memaafkan saudaramu
karena orang-orang akan menyangka engkau
lemah dan kalah…!!!, janganlah engkau tawadhu'
dihadapan manusia, karena manusia akan
menyangka bahwa derajatmu rendah…"

Di ciptakan manusia berbeda. " Mindset "

"MINDSET"
Sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir, dia
memberi pesan kepada kedua anaknya :
“Anakku, dua pesan penting yang ingin ayah sampaikan
kepadamu untuk keberhasilan hidupmu”
“Pertama : jangan pernah menagih piutang kepada
siapapun”
“Kedua : jangan pernah tubuhmu terkena terik
matahari secara langsung”
…..5 tahun berlalu sang ibu menengok anak sulungnya
dengan kondisi bisnisnya yang sangat memprihatinkan,
ibu pun bertanya “Wahai anak sulungku kenapa kondisi
bisnismu demikian?”.
Si sulung menjawab : “Saya mengikuti pesan ayah bu…
Saya dilarang menagih piutang kepada siapapun
sehingga banyak piutang yang tidak dibayar dan lama²
habislah modal saya..
Pesan yang kedua ayah melarang saya terkena sinar
matahari secara langsung dan saya hanya punya
sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang
kantor saya selalu naik taxi”.
Kemudian sang ibu pergi ke tempat si bungsu yang
keadaannya berbeda jauh. Si bungsu sukses
menjalankan bisnisnya.
Sang ibu pun bertanya “Wahai anak bungsuku, hidupmu
sedemikian beruntung, apa rahasianya…?”
Si bungsu menjawab : “Ini karena saya mengikuti
pesan ayah bu.. Pesan yang pertama saya dilarang
menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu
saya tidak pernah memberikan hutang kepada siapapun
sehingga modal saya tetap utuh”.
“Pesan kedua saya dilarang terkena sinar matahari
secara langsung, maka dengan motor yang saya punya
saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan
pulang setelah matahari terbenam, sehingga para
pelanggan tahu toko saya buka lebih pagi dan tutup
lebih sore”.
Perhatikan..
Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang SAMA,
namun masing² memiliki penafsiran dan sudut pandang
atau MINDSET berbeda. Mereka MELAKUKAN cara yang
berbeda sehingga mendapatkan HASIL yang berbeda
pula.
Hati² lah dengan Mindset kita..
Mindset positif memberi hasil menakjubkan, sebaliknya
mindset negatif memberikan hasil menghancurkan.
The choice is yours..!
Share dgn ikhlas.. Indahnya saling membahagiakan..

Tazkiyatun nafs 3 ( Hubungan tazkiyatun nafs dengan akhlaq)

Segala gerakan lahiriyah yang baik datang dari hati yang baik. Niat yang baik akan di implementasikan dgn perbuatan baik, niat yang buruk akan di buktikan dg dhohir yang buruk. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
" Ketahuilah bahwa di dlm tbuh manusia ada segumpal daging......baik, baik pla slruh tubuh......jk bruk, bruk pla slruh tubuhnya. Dia adalah hati." Mutafaqun Alaih.
Iman ibnu qoyyim (IGOTSATUL LAHFAN) " Hati adalah raja bagi semua anggota badan. "
Meski akhlaqul karimah itu biasanya watak asli seseorang, namun untuk memperoleh hal tersebut bisa di lakukan dengan latihan dan bergaul dengan orang sholeh. Dan membersihkan diri dr akhlaq yang buruk dan menghiasi diri dg akhlaq yang baik.
Nas'alullah bithoriq.

Tazkiyatun Nafs part 2

أنواع النفس
1. مطمئنة
2. أمر بالسوء
3. لوامة

Tazkiyatun nafs part 1

Tazkiyatun Nafs.
Imam hasan al basri : Mensucikan, memperbaiki, dan membawa jiwa diatas ketaatan kpd Allah
Urgensi :
1. Nabi dan rasul membimbing umatnya untk mensucikan jiwa. Qs. 2:129/2:151/ 3:164/ 62/2
2. Tazkiyatun nafs sbg kunci meraih kebahagiaan. Sedangkan mengotori jiwa kunci meraih          kesengsaraan. Qs. 91.7-10
3. Tazkiyatun nafs sebagai alat pembebas seseorang dari api neraka. Qs. Al lail 92
4. Balasan surga adn bagi orang yang bisa mensucikan jiwanya. Qs. Thaha 75-76
5. Keselamatan bagi orang yang bisa mensucikan dirinya di hari kiamat yaitu hari ketika tdk bemanfaat lagi harta dan anak. Qs. As Syuara 88-89
# mizanul muslim part 2-1

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template