Sejarah Berdiri
Institut PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an) merupakan pendidikan tinggi pertama yang mengkhususkan diri di bidang kajian ilmu-ilmu Al-Qur'an didirikan 1 April 1971 oleh Yayasan Ihya 'Ulumiddin yang dipimpin oleh K.H. Moh. Dahlan (Menteri Agama saat itu). Sejak 12 Mei 1973 pengelolaan Institut ini diserahkan kepada Yayasan Pendidikan Al-Qur'an yang didirikan oleh Letjen (Purn.) H. Ibnu Sutowo. Kini diteruskan oleh putranya, H. Ponco Susilo Nugroho.
Pendirian PTIQ dilatari oleh kesadaran akan semakin langkanya ulama ahli Al-Qur'an (terutama para hafizh) sementara sangat didambakan dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Sejak Musabaqah Tilawatil Qur'an Nasional I di Makasar 1968.
Keberadaan para ulama ahli Al-Qur'an ini sangat terasa, sehingga tak kurang Presiden Republik Indonesia dalam amanatnya pada Musabaqah Tilawatil Qur'an Nasional III di Banjarmasin mengingatkan pentingnya untuk meningkatkan upaya penghayatan dan pemahaman kitab suci Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia.
Terwujudnya Lembaga Pendidikan Tinggi yang Unggul Dalam Pengkajian, Pengembangan, dan Pengamalan Al-Qur'an
Misi
- Mencetak sarjana dan ulama yang ahli Al-Qur'an
- Mengkaji ilmu-ilmu Al-Qur'an sebagai khazanah dan sumbangsih bagi pengembangan budaya untuk ketinggian martabat, kemajuan, dan kesejahteraan umat manusia
- Mengaktualisasikan pesan-pesan Al-Qur'an dalam upaya menjawab problematika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Tujuan
- Mencetak kader-kader ulama yang hafidz Al-Quran.
- Menghasilkan sarjana yang mendalami ilmu-ilmu agama Islam (Tafaqquh fid-din) dan bertanggung jawab atas pengembangan agama (iqamat ad-din) serta pembangunan masyarakat.
- Mengembangkan kajian ilmu-ilmu Al-Qur'an, pesan-pesan dan nilai-liai yang terkandung didalamnya, untuk dapat diterapkan dalam kehidupan nyata serta sebagai sumbangan untuk mengatasi berbagai problem masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar