Minggu, 30 Oktober 2011
Sesiion II
Perang Salib.
Sementara disebelah timur dan barat mengalami penghancuran oleh Hulago dan Spanyol Kristen, ummat Islam di sebelah tengah mengalami serangan dari kefanatikan Kristen yang di koordinir oleh Paus. Suatu serangan yang kemudian dikenal dengan sebutan perang Salib, yang mempunyai tujuan untuk merebut kota suci Palestina dari tangan kaum muslimin. Terjadilah peristiwa yang sangat menyedihkan di pantai Timur Laut Tengah, peristiwa yang merusak hubungan dunia timur dan barat yang dilakukan oleh kristen Eropa.
Penyerbuan yang berjalan selama dua abad lamanya, tentu saja memakan korban harta, benda dan jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan sangat sombongnya Godfrey, kepala negara Kristen yang menduduki Palestina, berkirim surat kepada Paus diantara isinya dia berkata " Sesungguhnya kuda Kami mengarungi lautan darah orang-orang Timur sampai ke lutut tingginya di hadapan Haikal Sulaiman.(2).
1. Perang Salib Pertama (1095-1147)M
Perang Salib ini semula digerakkan oleh seorang pendeta Peter dari Prancis, tetapi kemudian didukung oleh Paus di Vatikan, oleh Raja Kristen di Eropa dan oleh Kepala Kristen Ortodox yang berkedudukan di Konstatinopel. Paus Urbanus II mengadakan pidato yang berapi-api di Clermont Prancis pada tanggal 26 November 1095 yang menurut penilaian Prof. Philip K. Hitti .
Kumandang pidato itu menggema diseluruh Eropa , disegala negara Kristen, mempersiapkan tentara yang lengkap persenjataannya untuk pergi berperang merebut Palestina. Dari sinilah bermula suatu penyerbuan barat Kristen ke Dunia Islam yang berjalan selama 200 tahun lamanya dari mulai 1092-1293 M dengan 8 kali penyerbuan.
Pada permulaan peperangan, orang-orang Kristen Eropa mencapai maksudnya merebut Palestina. Selanjutnya mereka menduduki daerah sekitarnya,sehingga dapat mendirikan kerajaan di Timur ialah kerajaan Baitul Maqdis, di Antiochia, di Tripolisia dan di Edessa. Ketika tentara Salib menduduki Palestina terjadilah pembunuhan massal dan penyembelihan secara besar-besaran. Kepala, tangan dan kaki manusia yang mati di bunuh berserakan di sepanjang jalan di kota suci itu. Menurut sejarawan Ibn Atsur tidak kurang dari 70.000 manusia menjadi korban pada pembunuhan massal itu.
Demikian kejahatan-kejahatan yang merupakan fakta sejarah yang tidak bisa di bantah dan dilupakan. Dengan perasaan cemas dan ketakutan kaum Muslimin memandang drama sejarah yang sangat mengerikan. Bertahun-tahun lamanya mereka menunggu saat yang tepat untuk membalas. Barulah pada tahun 521 H/1127M muncul seorang pahlawan Islam termashur bernama Imaduddin Zanki, gubernur dari Mousul, yang dapat mengalahkan tentara Salib di kota Aleppo dan humah.
Kemenangan itu merupakan kemenagnan yang pertama kali yang disusul dengan kemenagnan selanjutnya sehinggga tentara Salib merasakan pahitnya kekalahan demi kekalahan.
Label:
Mangester Ku,
Sejarah Peradaban Islam
Adabuzzifaf
Zifaf.....? Muncullah kemudian pertanyaan. Emangnya malam pertama penganten itu ada adabnya juga ?. Begitulah buku ini dikarang dengan judul Adabuzzifaf (Adab-adab dimalam pertama pernikahan). Buku ini dikarang oleh ulama' terkenal Syaikh Al Bani yang mengulas secara jelas tentang adab-adab yang mesti dilakukan oleh pengantin baru berdasarkan sunnah Nabi dengan dalil-dalil yang shahih tentunya.
Selain itu juga didalam buku ini terdapat do'a-do'a yang meski dihafal oleh calon pengantin jika ingin menikah. Cuma sayang sekali kendalanya buku ini dalam bahasa arab. Ya ....jadi meski belajar bahasa arab dulu deh......
Miliki dan amalkan, semoga menjadai keluarga yang samara.
Adm....Rudi
Label:
Referensi Buku
Jumat, 28 Oktober 2011
Revolusi Menghafal al-Qur'an
Siapa bilang menghafal Qur'an itu susah...? bagi pemula yang baru menghafal Qur'an, bisa jadi. Tapi bagi orang yang memang kerjaannya menghafal qur'an setiap hari, ternyata manghafal qur'an itu sangat menyenangkan dan mengasyikkan.
Yang lebih tepat untuk kita katakan adalah " Menghafal Qur'an itu mudah, tapi menjaganya yang susah ". Hal ini karena kita dituntut untuk telaten dalam Murooja'ahnya. Banyak sekali buku metode menghafal yang telah ditulis para ulama' huffaz dan para ilmuan penghafal qur'an. Setiap pengarang punya cara istimewa dalam menghafal berdasarkan eksperimen yang mereka temui ketika mereka menghafal.
Sering sekali kita mengeluh, aduh saya kemaren sudah hafal lho...tapi sekarang kok lupa ya....! Tepatnya adalah qur'an yang kita hafal belum mendarah daging dalam jiwa kita, kita belum berusaha mendalami maknanya dan belum mencoba mengamalkannya.
Saudaraku...buku yang ada dihadapan Anda ini adalah salah satu buku dari sekian banyak buku tentang metode menghafal qur'an. Dalam buku ini Anda di prioritaskan untuk memahami makna ayat yang Anda hafal bukan seperti metode-metode yang lain yang lebih mengutamakan hafal duluan. Ana rasa buku ini memang layak untuk Anda jadikan rujukan dalam menghafal Al-qur'an, karena memang ternyata menghafal sekaligus memahami maknanya akan menjadi hafal kita kuat dan tidak cepat lupa, terlebih lagi jika kita menguasai bahasa arab, tentu akan memudahkan kita menghafal.
Tidak tanggung-tanggung, buku ini adalah riset dari seorang Hafidz selama 40 tahun dalam bidang tahfiz qur'an.
Moga -moga buku ini bermanfaat, dan menjadikan bagi semua yang membacanya ahli qur'an. Aamiin.
Adm : Rudi
Label:
Referensi Buku
Rabu, 26 Oktober 2011
Sesion I
Peradaban Dimulai dari sebuah kebudayan yang berlanjut menjadi sebuah peradaban. Untuk itu marilah kita mengenal apakah yang dimaksud dengan kebudayaan.
Menurut Prof. Dr. Musyrifah Sunanto ( Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta )
Kata kebudayaan dibagi menjadi 3 bagian. Yaitu
a. Budi : yang berarti akal
b. daya : yang berarti kekuatan
c. Akhir kata ke-an : yang berarti sesuatu yang menghasilkan
Jika kita bernostalgia dengan kisah nenek moyang kita Nabi Adam AS, tentu kita akan mendapatkan berbagai pelajaran berharga, yang mungkin selama ini kita lupakan bahwa semenjak zaman Nabi Adam AS lah yang merupakan pelopor kebudayaan / peradaban umat manusia. Tatkala nabi Adam AS ada di Syurga, semua yang di inginkannya dipenuhi Allah SWT begitu juga dengan istrinya Hawa. Akan tetapi tatkala mereka berdua diturunkan oleh Allah ke bumi, maka segala sesuatu yang mereka inginkan haruslah di usahakan sendiri.Mungkin kita tidak menyadari, baju yang sekarang kita pakai. Tahukah kita dari mana asalnya ?
Ingatkah kita ! bahwasanya adam dan hawa diturunkan Allah dalam keadaan telanjang...
Maka pada saat itu pula secara refleks mereka berdua menutupi tubuh mereka dengan daun kurma yang kasar. Nah...ini merupakan awal dari bekerjanya akal manusia akan butuhnya pelindung tubuh yang kemudian berkembang dari daun kurma yang kasar sampai pada bahan2 yang halus yang kita pakai pada saat ini. Nah inilah yang kemudian kita kenal dengan budaya yang kita warisi dari nenek moyang kita nabi Adam AS.
Dapat kita simpulkan bahwa budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan akal secara fisik yang berupa (sandang, pangan dan papan) ataupun Non fisik seperti (pengetahuan, hidup bersosial, hukum, politik, ekonomi, seni, atau Agama ardi (agama hasil karya manusia, misalnya menyembah berhala )
Nah sekarang kita beralih kepada peradaban yang merupakan lanjutan dari kebudayaan. Sebagaimana kebudayaan, peradaban juga dibagi menjadi 2 kata (seperti yang di ungkapkan Prof. Dr. Musyrifah Sunanto )
1. Adab : yang berarti sesuatu yang bernilai tinggi
2. Kata Per-an : yang ber arti segala sesuatu yang dihasilkan
Jadi peradaban adalah segala sesuatu yang dihasilkan akal yang bernilai tinggi.
Contoh : Bata, pasir adalah kebudayaan tapi kalau disusun menjadi sebuah masjid yang mempunyai nilai seni suatu bangsa maka ia akan menjadi sebuah peradaban.
Nah sekarang kita akan memulai peradaban yang dimulai Di zaman Kerasulan yaitu di masa nabi Muhammad SAW.
Tentu kita tidak akan pernah lupa, ayat pertama yang Allah turunkan pada nabi Muhammad SAW...!. Kalau kita kaji lebih dalam banyak sekali filosifi dan ibroh yang bisa kita ambil didalamnya. Allah tidak hanya menginginkan kita untuk membaca ayat-ayat kauniniah dan kauliyahnya saja, tetapi Allah juga melaui Rasulnya mengiginkan kita untuk belajar baerbagai nilai-nilai pendidikan di dalamnya. Kita tentu tahu bahwa dalam setiap corak kehidupan Nabi Muhammad terdapat ibroh yang bisa kita jadikan pelajaran hidup.
Misalnya saja, kalau kita pikirkan, mengapa ayah Rasul meninggal pada waktu Rasul masih di kandungan ? atau mengapa ibunya meninggal pada waktu beliau masih balita ? juga pamannya meninggal wakktu beliau masih kecil ?.....ternyata Allah memang telah mempersiapkan seorang Rasul yang pemikirannya bebas dari kontaminasi kesyirikan. Bayangkan saja, jika Rasul lahir dan pada saat itu ayahnya masih hidup, tentu pengaruh sang ayah yang pada saat itu masih syirik akan berpengaruh pada anaknya...begitu juga dengan ibu dan pamannya. Karena tentu kita tahu walaupun agama mereka adalah agama yang hanif, tapi masih bercampur baur dengan kemusyrikan, disatu sisi mereka memang menyembah Allah, tetapi disisi yang lain mereka masih percaya pada Thagut dan asnam. Nah..tatkala ayat pertama turun kepada Rasul, kita bisa simpulkan bahwa mulai dari ayat pertama turunpun Rasul telah mengembangkan metode intelektual yang mungkin sampai saat ini masih kita gunakan. Diantaranya :
1. Metode pengembangan intelektual yang terdiri dari :
a. Menghafal
b. Memahami
c. Mengamalkan.
2. Lembaga
a. Rasul menggunakan rumah istrinya Khodijah untuk markas dakwahnya.
b. Darul Arqom
c. ( nama sejenis sekolah )الكتاب
3. Materi
a. Mengenal huruf arab
b. Belajar do'a-do'a
c. Rasul mengajarkan mereka beribadah.
Maka kita bisa menyimpulkan dari turunnya ayat pertama dalam Al Qur'an Rasul telah menciptakan peradaban pertama yang sampai saat ini masih kita pakai metodenya dalam dunia pendidikan.
Kemudian kita beralih ke peradaban ke-dua yang muncul dizaman Rasul, tatkala Allah menurunkan surat Al Mudatsir,kita bisa melihat berbagai metode yang Rasulullah kembangkan yang sampai saat ini masih terus berkembang. Diantaranya :
1. Dakwah yang dimuliai secara sembunyi-sembunyi.
2. Dakwah yang dimulai dengan orang yang terdekat.
3. Dakwah yang dilakukan secara terang terangan.
4. Dakwah yang dilakukan dengan hanif.
Kemudaian peradaban ke-tiga yang Rasul kembangkan dimasanya adalah, ketika beliau hijrah dan sembunyi di gua tsur,kemudian beliau mendirikan masjid Quba dengan metode musyawarah. Kemudian beliau melakukan bebrapa hal :
1. Pengubahan nama Yatsrib menjadi madinah.
2. Membangun masjid nabawi yang merupakan pusat segala kegiatan muslim pada waktu itu.
3. Membuat dustuur daerah.
4. Membuat batas toritorial.
5. Membangun peraturan tentang kewarga negaraan.
6. Membangun lembaga-lembaga negara.
Itulah awal mula peradaban Islam dizaman Rasul yang kemudian berkembang menjadi peradaban besar yang kita saksikan sampai saat ini.
to Be continued....
Adm : Rudi
Label:
Mangester Ku,
Sejarah Peradaban Islam
Al Wara' Wal Baro'
Al wala' jika di artikan secara bahasa adalah loyalitas. Secara istilah adalah penyesuaian seorang hamba terhadap apa-apa yang disukai Allah.
Kedudukan Al Wala' dalam islam :
1. Bagian penting dari makna syahadat.
2. Bagian dari ikatan iman yang kuat. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW : "Sesungguhnya ikatan iman yang paling kuat adalah engkau mencintai karena Allah dan benci karena Allah." (HR Ahmad)
3. Sebab utama hati kita akan merasakan manisnya iman. Berdasarkan hadits : Shahih Bukhari ke-16:
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka."
Penjelasan Hadits
قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ
Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman
Dalam hadits ini dipakai istilah حَلاَوَةُ الإِيمَانِ (manisnya iman). Dalam ilmu balaghah, istilah seperti ini disebut isti'arah takhyiliyyah, yaitu majaz (kiasan) yang dibangun dari tasybih (penyerupaan) imajinasi. Semacam majas metafora dalam bahasa Indonesia. Bahwa iman itu terasa manis.
Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari, ini mengindikasikan bahwa tidak semua orang bisa merasakannya. Sebagaimana manisnya madu hanya akan dirasakan oleh orang yang sehat, sedangkan orang yang sakit kuning tidak mampu merasakan manisnya. Demikian pula manisnya iman. Ia hanya didapatkan oleh orang-orang yang imannya "sehat".
4. Tali hubungan Islam dimana masyarakat, dibangun di atasnya. Dalilnya Surat Al Hujurat ayat 10
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.Al-Hujuraat: 10-13)
5. Membuahkan pahala yang sangat besar dihadapan Allah. Dalilnya : " Orang yang mencintai karena Allah maka ia akan di tempatkan diatas mimbar yang terbuat dari cahaya sampai para malaikat dan nabipun iri terhadap mereka" HR. TARMIZI
6. Perintah syari'at untuk mendahulukannya daripada yang lain. Dalil : Surat At Taubah ayat 24
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
7. Orang yang berwala' akan mendapatkan pertolongan Allah.
To be continued....
Adm : Rudi
Label:
Halaqoh
Sabtu, 15 Oktober 2011
Pendekatan dalam pengkajian Islam
Bagian I
Pendekatan dalam pengkajian Islam maksudnya pendekatan dalam memahami keislaman dalam berbagai disiplin Ilmu, baik dari segi politik, sosial, budaya, ekonomi dsb. Pendekatan yang dominan dalam islam adalah pendekatan dalam bidang Fikh dan pendekatan tekstual. Karena setiap perilaku seorang muslim selau saja berhububgan dengan fikh. Akan tetapi tidak menutup kemungkainan pendekatan yang dominan adalah pendekatan kontekstual. Misalnya : tatkala bicara tentang hukum babi tentu semua sepakat bahwa memakan babi itu adalah haram. Tapi coba kalau kita lihat jika kita ditanya apakah hukum Flu Babi ? maka kita tidak bisa menjawabnya. Nah dengan adanya flu babi itulah kemudian yang menjadi salah satu sebab kenapa Allah mengharamkan umat islam untuk memakan babi.
Ada sebuah kisah " Ayam " yang perlu kita perhatikan.
Ketika orang-orang terkenal ini ditanyai pendapat mereka "mengapa ayam menyeberang jalan???", mereka menjawab:
Aristoteles:
Karena itu adalah sifat alami mereka...
Sigmund Freud:
Rasa penasaran Anda tentang "mengapa ayam menyeberang jalan???" adalah bukti bahwa Anda mengalami disorientasi seksual yang berlebihan terhadap ayam tersebut...
Albert Einstein:
Apakah ayam itu yang bergerak menyeberangi jalan atau jalan itu yang bergerak di bawah ayam yang diam??? Itu semua tergantung pandangan Anda...
Johann Cruijff:
Itu logis...
Martin Luther King Jr.:
Aku memiliki impian tentang sebuah dunia di mana ayam-ayam dapat menyeberang jalan sesuka hati tanpa harus dipertanyakan kenapa...
George W. Bush:
Ini bukan masalah ayam-ayam itu menyeberang jalan atau apa! Ini masalah apakah ayam itu ada di pihak kami atau tidak! Tidak ada pihak netral di sini!
Roy Marten:
Namanya juga ayam... Pasti bisa khilaf... (sambil sesenggukan)
Ahmad Dhani:
Selama ayam-ayam itu mendukung suami berpoligami, ya kayaknya nggak masalah...
Maia Estianty:
Emang gue pikirin?!?!?!
Ariel 'Peterpan':
Untuk menghapus jejakmu...
Julia Perez:
Ngapain ayamnya nyebrang???
Ya pasti karena yang jantan ada di seberang!
Masa' si betina sendirian terus?!?!?!
'Kan nggak asik kalo pake alat bantu terus...
Desi Ratnasari:
No comment!!!
Adolf Hitler:
Jika ayam itu Yahudi, bunuh saja!!!
Mahmoud Ahmadinejad:
Ayam-ayam itu harus mendapatkan kebebasan menyeberang jalan tanpa harus ada tekanan dari Amerika Serikat dan Israel beserta sekutu-sekutunya!!!
Barack Obama:
Ayam-ayam itu memerlukan perubahan!
CHANGE! CHANGE! CHANGE!
Roy Suryo:
Berdasarkan analisa metadata yang Saya uji terhadap gambar ayam-ayam yang sedang menyeberang jalan, dapat Saya pastikan 100% bahwa gambar ini bhenar-bhenar ayam... bla.. bla.. bla.. (dengan bahasa yang ribet dan mata yang jelalatan)
Soeharto:
Ayam-ayam mana yang ndak nyebrang, tak gebuk! Atau ndak, dikebumiken saja!
Harmoko:
Berdasarkan petunjuk dari Bapak Presiden...
Megawati Soekarnoputri:
Itu pasti ayam wong cilik... Ayamnya jalan kaki, toh?!
Gus Dur:
Ngapain tanya Saya??? Ya tanya ayamnya, donk!
Gitu aja kok repot?!
Susilo Bambang Yudhoyono:
Tentu saja Pemerintah memfasilitasi ayam-ayam itu agar dapat menyeberang jalan dengan sebaik-baiknya.. bla.. bla.. bla.. (5 detik kemudian, penonton terlelap)
Wah itu mungkin hanya sebuah guyon saja jangan di ambil hati.
Tapi ternyata dri guyonan itu bisa kita ambil beberapa kesimpulan :
1. Suatu peristiwa ternyata akan membuat banyak penafsiran dari tiap orang dengan opini yang berbeda-beda.
2. Setiap sudut pandang / opini mempunyai karakter yang khas.
Nah begitulah pendekatan dalam pengkajian Islam ini, kita kan memandang Islam bukan hanya dalam satu aspek saja, tapi dalam berbagai aspek.
Dan disini tentu kita sebagai pemikir Islam kita harus mendaya gunakan akal kita agar sesuai dengan koridor Islam tentunya, sehingga tidak akan terjadi penyimpangan-penyimpang dalam konsep hukum dan pelaksanaan ajaran Islam. Dan kalu hal ini kita abaikan maka yang akan terjadi adalah penyimpangan dalam berpikir yang hanya mengikuti hawa nafsu saja tanpa memikirkannya dari sudut hukum yang benar sesuai denga Al Qur'an dan Assunnah.
Makanya tatkala kita lihat dari pendekatan Islam maka kaum Sufi lebih cenderung mencari ayat-ayat yang berkaitan dengan akal agar mereka bisa bebas mengekspose pemikiran pemikiran mereka, misalnya : " Apalla ya'qiluun, apalaa tatafakkaruun, afalaa ta'lamunn " dll.
Agama islam kalau kita lihat dari berbagai perspektif maka cakupannya akan sangat luas sekali. Misalnya saja tatkala kita berbicara tentang Iedul Adha maka yang paling dominan kita bahas adalah masalah Hukum/fikh. Padahal pada moment ini banyak sekali aspek lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan ibadah ritual ini. Dan salah satu aspek yang sering kita lupakan adalah Aspek Ekonomi.
Pada waktu hari raya qurban ini tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kebutuhan umat islam akan sapi dan kambing sangat besar sekali, bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Akan tetapi anehnya indonesia negara yang terkenal dengan suburnya hewan ternak karena kayanya akan rerumputan untuk pakan ternak, justru tidak berusaha menggalakkan peternakan secara besar-besaran agara dapat mengasilkan hewan ternak yang nantinya dapat diekspor ke seluruh dunia. Bahkan anehnya lagi negara Indonesia mengimpor sapi dari negara Australia untuk memenuhi kebutuhan sapi di negara sendiri. Aneh bukan ?
Contoh lain kalau kita melihat ibadah puasa dari perspektif ekonomi, pada bulan puasa biasanya harga sembako menjadi naik. Kenapa demikian ? Ini semua berkaitan dengan tradisi umat Islam " Buka Bersama " yang mungkin dilaksanakan umat islam dari mulai hari Ke-1 sampai hari terakhir puasa. Kita bisa bayangkan tatkala pada moment ini orang secara serempak mengadakan buka puasa baik dirumah, kantor, sekolah, maupun instansi-instansi pemerintah maupun swasta. Kita ambil contoh kecil saja berapa potong ayam yang dibutuhkan untuk membuat nasi kotak (karena biasanya kalau bulan puasa makannya enak-enak) ?
Pihak yang diuntungkan pada situasi ini adalah pedagang, yang kita sama ketahui perdagangan indonesia didominasi Oleh cina.
contoh lain lagi pada ibadah haji jika kita lihat dari perspektif ekonomi, pakaian ihrom saja yang pasti dipakai oleh seluruh jama'ah haji setiap tahunnya yang memproduksinya adalah Cina. Bahkan kita bisa lihat semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang maka akan kita lihat semakin tebal kain ihromnya, sekali lagi yang di untungkan adalah Cina. Trus knapa kita umat islam tidak berusaha mengambil peluang ini ?
Kemudian, coba kita lihat pendekatan pengkajian Islam dalam aspek lain, dalam aspek politik misalnya. Bahwa didalam Islam banyak sekali diangkat berbagai kisah tentang penguasa yang bisa kita lihat dalam sejarah anbiya'. Berbagai macam kemelut antara nabi da penguasa di Zamannya. Nabi Ibrohim dengan raja Namrud, nabi Isa dengan Fir'aun dll.Dari berbagai gejolak yang terjadi, kita tentu bisa memahami sejarah konfliknya para nabi dengan penguasa setempat adalah bagian dari masalah politik dimasa itu. Akan tetapi tidak sedikit umat Islam yang berpendapat bahwa politik bukanlah bagian dari agama Islam. Padahal jika kita lihat dari sejarah Rasul dan para sahabat, baru beberapa saat saja setelah Rasul meninggal, kemelut yang pertama kali terjadi adalah kemelut politik, yaitu menentukan siapakah pemimpin yang layak untuk menggantikan Rasul, sampai-sampai jenazah Rasul belum juga dikebumikan setelah 3 hari. Dan ini menandakan bahwa politik dalam Islam juga sangat penting untuk menentukan pemimpin yang nantinya diharapkan membawa masa depan Islam menjadi lebih baik.
Hal lain yang bisa kita perhatikan dari kehidupan sahabat dari pendekatan ilmu yang berbeda, misalnya dalam kondisi sahabat dalam ulumul hadits dan kondisi sahabat dalam sejarah kebudayaan islam. Kalau dari ulunul hadits kita lihat yang ditonjolkan adalah sahabat-sahabat yang memang benar-benar baik sesuai dengan kriteria sebagai Rowi hadits seolah-olah kita menganggap semua sahabat Rasul itu baik, akur, saling toleransi pokoknya hal-hal yang baik deh. Sangat berbeda sekali jika kita lihat dari Ilmu SKI, kita bisa melihat banyak sahabat yang berselisih sepeninggalnya Rasul. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai perselisihan diantara mereka dalam perang jamal, atau perang Siffin dll.
Pendekatan dalam pengkajian Islam maksudnya pendekatan dalam memahami keislaman dalam berbagai disiplin Ilmu, baik dari segi politik, sosial, budaya, ekonomi dsb. Pendekatan yang dominan dalam islam adalah pendekatan dalam bidang Fikh dan pendekatan tekstual. Karena setiap perilaku seorang muslim selau saja berhububgan dengan fikh. Akan tetapi tidak menutup kemungkainan pendekatan yang dominan adalah pendekatan kontekstual. Misalnya : tatkala bicara tentang hukum babi tentu semua sepakat bahwa memakan babi itu adalah haram. Tapi coba kalau kita lihat jika kita ditanya apakah hukum Flu Babi ? maka kita tidak bisa menjawabnya. Nah dengan adanya flu babi itulah kemudian yang menjadi salah satu sebab kenapa Allah mengharamkan umat islam untuk memakan babi.
Ada sebuah kisah " Ayam " yang perlu kita perhatikan.
Ketika orang-orang terkenal ini ditanyai pendapat mereka "mengapa ayam menyeberang jalan???", mereka menjawab:
Aristoteles:
Karena itu adalah sifat alami mereka...
Sigmund Freud:
Rasa penasaran Anda tentang "mengapa ayam menyeberang jalan???" adalah bukti bahwa Anda mengalami disorientasi seksual yang berlebihan terhadap ayam tersebut...
Albert Einstein:
Apakah ayam itu yang bergerak menyeberangi jalan atau jalan itu yang bergerak di bawah ayam yang diam??? Itu semua tergantung pandangan Anda...
Johann Cruijff:
Itu logis...
Martin Luther King Jr.:
Aku memiliki impian tentang sebuah dunia di mana ayam-ayam dapat menyeberang jalan sesuka hati tanpa harus dipertanyakan kenapa...
George W. Bush:
Ini bukan masalah ayam-ayam itu menyeberang jalan atau apa! Ini masalah apakah ayam itu ada di pihak kami atau tidak! Tidak ada pihak netral di sini!
Roy Marten:
Namanya juga ayam... Pasti bisa khilaf... (sambil sesenggukan)
Ahmad Dhani:
Selama ayam-ayam itu mendukung suami berpoligami, ya kayaknya nggak masalah...
Maia Estianty:
Emang gue pikirin?!?!?!
Ariel 'Peterpan':
Untuk menghapus jejakmu...
Julia Perez:
Ngapain ayamnya nyebrang???
Ya pasti karena yang jantan ada di seberang!
Masa' si betina sendirian terus?!?!?!
'Kan nggak asik kalo pake alat bantu terus...
Desi Ratnasari:
No comment!!!
Adolf Hitler:
Jika ayam itu Yahudi, bunuh saja!!!
Mahmoud Ahmadinejad:
Ayam-ayam itu harus mendapatkan kebebasan menyeberang jalan tanpa harus ada tekanan dari Amerika Serikat dan Israel beserta sekutu-sekutunya!!!
Barack Obama:
Ayam-ayam itu memerlukan perubahan!
CHANGE! CHANGE! CHANGE!
Roy Suryo:
Berdasarkan analisa metadata yang Saya uji terhadap gambar ayam-ayam yang sedang menyeberang jalan, dapat Saya pastikan 100% bahwa gambar ini bhenar-bhenar ayam... bla.. bla.. bla.. (dengan bahasa yang ribet dan mata yang jelalatan)
Soeharto:
Ayam-ayam mana yang ndak nyebrang, tak gebuk! Atau ndak, dikebumiken saja!
Harmoko:
Berdasarkan petunjuk dari Bapak Presiden...
Megawati Soekarnoputri:
Itu pasti ayam wong cilik... Ayamnya jalan kaki, toh?!
Gus Dur:
Ngapain tanya Saya??? Ya tanya ayamnya, donk!
Gitu aja kok repot?!
Susilo Bambang Yudhoyono:
Tentu saja Pemerintah memfasilitasi ayam-ayam itu agar dapat menyeberang jalan dengan sebaik-baiknya.. bla.. bla.. bla.. (5 detik kemudian, penonton terlelap)
Wah itu mungkin hanya sebuah guyon saja jangan di ambil hati.
Tapi ternyata dri guyonan itu bisa kita ambil beberapa kesimpulan :
1. Suatu peristiwa ternyata akan membuat banyak penafsiran dari tiap orang dengan opini yang berbeda-beda.
2. Setiap sudut pandang / opini mempunyai karakter yang khas.
Nah begitulah pendekatan dalam pengkajian Islam ini, kita kan memandang Islam bukan hanya dalam satu aspek saja, tapi dalam berbagai aspek.
Dan disini tentu kita sebagai pemikir Islam kita harus mendaya gunakan akal kita agar sesuai dengan koridor Islam tentunya, sehingga tidak akan terjadi penyimpangan-penyimpang dalam konsep hukum dan pelaksanaan ajaran Islam. Dan kalu hal ini kita abaikan maka yang akan terjadi adalah penyimpangan dalam berpikir yang hanya mengikuti hawa nafsu saja tanpa memikirkannya dari sudut hukum yang benar sesuai denga Al Qur'an dan Assunnah.
Makanya tatkala kita lihat dari pendekatan Islam maka kaum Sufi lebih cenderung mencari ayat-ayat yang berkaitan dengan akal agar mereka bisa bebas mengekspose pemikiran pemikiran mereka, misalnya : " Apalla ya'qiluun, apalaa tatafakkaruun, afalaa ta'lamunn " dll.
Agama islam kalau kita lihat dari berbagai perspektif maka cakupannya akan sangat luas sekali. Misalnya saja tatkala kita berbicara tentang Iedul Adha maka yang paling dominan kita bahas adalah masalah Hukum/fikh. Padahal pada moment ini banyak sekali aspek lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan ibadah ritual ini. Dan salah satu aspek yang sering kita lupakan adalah Aspek Ekonomi.
Pada waktu hari raya qurban ini tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kebutuhan umat islam akan sapi dan kambing sangat besar sekali, bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Akan tetapi anehnya indonesia negara yang terkenal dengan suburnya hewan ternak karena kayanya akan rerumputan untuk pakan ternak, justru tidak berusaha menggalakkan peternakan secara besar-besaran agara dapat mengasilkan hewan ternak yang nantinya dapat diekspor ke seluruh dunia. Bahkan anehnya lagi negara Indonesia mengimpor sapi dari negara Australia untuk memenuhi kebutuhan sapi di negara sendiri. Aneh bukan ?
Contoh lain kalau kita melihat ibadah puasa dari perspektif ekonomi, pada bulan puasa biasanya harga sembako menjadi naik. Kenapa demikian ? Ini semua berkaitan dengan tradisi umat Islam " Buka Bersama " yang mungkin dilaksanakan umat islam dari mulai hari Ke-1 sampai hari terakhir puasa. Kita bisa bayangkan tatkala pada moment ini orang secara serempak mengadakan buka puasa baik dirumah, kantor, sekolah, maupun instansi-instansi pemerintah maupun swasta. Kita ambil contoh kecil saja berapa potong ayam yang dibutuhkan untuk membuat nasi kotak (karena biasanya kalau bulan puasa makannya enak-enak) ?
Pihak yang diuntungkan pada situasi ini adalah pedagang, yang kita sama ketahui perdagangan indonesia didominasi Oleh cina.
contoh lain lagi pada ibadah haji jika kita lihat dari perspektif ekonomi, pakaian ihrom saja yang pasti dipakai oleh seluruh jama'ah haji setiap tahunnya yang memproduksinya adalah Cina. Bahkan kita bisa lihat semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang maka akan kita lihat semakin tebal kain ihromnya, sekali lagi yang di untungkan adalah Cina. Trus knapa kita umat islam tidak berusaha mengambil peluang ini ?
Kemudian, coba kita lihat pendekatan pengkajian Islam dalam aspek lain, dalam aspek politik misalnya. Bahwa didalam Islam banyak sekali diangkat berbagai kisah tentang penguasa yang bisa kita lihat dalam sejarah anbiya'. Berbagai macam kemelut antara nabi da penguasa di Zamannya. Nabi Ibrohim dengan raja Namrud, nabi Isa dengan Fir'aun dll.Dari berbagai gejolak yang terjadi, kita tentu bisa memahami sejarah konfliknya para nabi dengan penguasa setempat adalah bagian dari masalah politik dimasa itu. Akan tetapi tidak sedikit umat Islam yang berpendapat bahwa politik bukanlah bagian dari agama Islam. Padahal jika kita lihat dari sejarah Rasul dan para sahabat, baru beberapa saat saja setelah Rasul meninggal, kemelut yang pertama kali terjadi adalah kemelut politik, yaitu menentukan siapakah pemimpin yang layak untuk menggantikan Rasul, sampai-sampai jenazah Rasul belum juga dikebumikan setelah 3 hari. Dan ini menandakan bahwa politik dalam Islam juga sangat penting untuk menentukan pemimpin yang nantinya diharapkan membawa masa depan Islam menjadi lebih baik.
Hal lain yang bisa kita perhatikan dari kehidupan sahabat dari pendekatan ilmu yang berbeda, misalnya dalam kondisi sahabat dalam ulumul hadits dan kondisi sahabat dalam sejarah kebudayaan islam. Kalau dari ulunul hadits kita lihat yang ditonjolkan adalah sahabat-sahabat yang memang benar-benar baik sesuai dengan kriteria sebagai Rowi hadits seolah-olah kita menganggap semua sahabat Rasul itu baik, akur, saling toleransi pokoknya hal-hal yang baik deh. Sangat berbeda sekali jika kita lihat dari Ilmu SKI, kita bisa melihat banyak sahabat yang berselisih sepeninggalnya Rasul. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai perselisihan diantara mereka dalam perang jamal, atau perang Siffin dll.
Label:
Mangester Ku
Jumat, 14 Oktober 2011
Belitung / Belitong
Belitung, atau Belitong (bahasa setempat, diambil dari nama sejenis siput laut), dulunya dikenal sebagai Billiton adalah sebuah pulau di lepas pantai timur Sumatra, Indonesia, diapit oleh Selat Gaspar dan Selat Karimata. Pulau ini terkenal dengan lada putih (Piper sp.) yang dalam bahasa setempat disebut sahang, dan bahan tambang tipe galian-C seperti timah putih (Stannuum), pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit. Serta akhir-akhir ini menjadi tujuan wisata alam alternatif. Pulau ini dahulu dimiliki Britania Raya (1812), sebelum akhirnya ditukar kepada Belanda, bersama-sama Bengkulu, dengan Singapura dan New Amsterdam (sekarang bagian kota New York). Kota utamanya adalah Tanjung Pandan.
Pulau Belitung terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Belitung, beribukota di Tanjung Pandan, dan Belitung Timur, beribukota Manggar.
Sebagaian besar penduduknya, terutama yang tinggal di kawasan pesisir pantai, sangat akrab dengan kehidupan bahari yang kaya dengan hasil ikan laut. Berbagai olahan makanan yang berbahan ikan menjadi makanan sehari-hari penduduknya. Kekayaan laut menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk Belitung. Sumber daya alam yang tak kalah penting bagi kehidupan masyarakat Belitung adalah timah. Usaha pertambangan timah sudah dimulai sejak zaman Hindia Belanda.
Penduduk Pulau Belitung terutama adalah suku Melayu (bertutur dengan dialek Belitung) dan keturunan Tionghoa Hokkien dan Hakka.
Secara geografis pulau Belitung (Melayu ; Belitong) terletak pada 107°31,5' - 108°18' Bujur Timur dan 2°31,5'-3°6,5' Lintang Selatan. Secara keseluruhan luas pulau Belitung mencapai 4.800 km² atau 480.010 ha.Pulau Belitung disebelah utara dibatasi oleh Laut Cina Selatan, sebelah timur berbatasan dengan selat Karimata, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah barat berbatasan dengan selat Gaspar. Di sekitar pulau ini terdapat pulau-pulau kecil seperti Pulau Mendanau, Kalimambang, Gresik, Seliu dan lain-lain.
Sejarah Belitung
Belitung merupakan kepulauan yang mengalami beberapa pemerintahan raja-raja. Pada akhir abad ke-7, Belitung tercatat sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya, kemudian ketika Kerajaan Majapahit mulai berjaya pada tahun 1365, pulau ini menjadi salah satu benteng pertahanan laut kerajaan tersebut. Baru pada abad ke-15, Belitung mendapat hak-hak pemerintahannya. Tetapi itupun tidak lama, karena ketika Palembang diperintah oleh Cakradiningrat II, pulau ini segera menjadi taklukan Palembang.
Sejak abad ke-15 di Belitung telah berdiri sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Badau dengan Datuk Mayang Geresik sebagai raja pertama. Pusat pemerintahannya terletak di sekitar daerah Pelulusan sekarang ini. Wilayah kekuasaaannya meliputi daerah Badau, Ibul, Bange, Bentaian, Simpang Tiga, hingga ke Buding, Manggar dan Gantung. Beberapa peninggalan sejarah yang menunjukkan sisa-sisa kerajaan Badau, berupa tombak berlok 13, keris, pedang, gong, kelinang, dan garu rasul. Peninggalan-peninggalan tersebut dapat ditemui di Museum Badau.
Kerajaan kedua adalah Kerajaan Balok. Raja pertamanya berasal dari keturunan bangsawaan Jawa dari Kerajaan Mataram Islam bernama Kiai Agus Masud atau Kiai Agus Gedeh Ja'kub, yang bergelar Depati Cakraningrat I dan memerintah dari tahun 1618-1661. Selanjutnya pemerintahan dijalankan oleh Kiai Agus Mending atau Depati Cakraningrat II (1661-1696), yang memindahkan pusat kerajaan dari Balok Lama ke suatu daerah yang kemudian dikenal dengan nama Balok Baru. Selanjutnya pemerintahan dipegang oleh Kiai Agus Gending yang bergelar Depati Cakraningrat III.
Pada masa pemerintahan Depati Cakraningrat III ini, Belitung dibagi menjadi 4 Ngabehi, yaitu :
1. Ngabehi Badau dengan gelar Ngabehi Tanah Juda atau Singa Juda;
2. Ngabehi Sijuk dengan gelar Ngabehi Mangsa Juda atau Krama Juda;
3. Ngabehi Buding dengan gelar Ngabehi Istana Juda.
Masing-masing Ngabehi ini pada akhirnya menurunkan raja-raja yang seterusnya lepas dari Kerajaan Balok. Pada tahun 1700 Depati Cakraningrat III wafat lalu digantikan oleh Kiai Agus Bustam (Depati Cakraningrat IV). Pada masa pemerintahan Depati Cakraningrat IV ini, agama Islam mulai tersebar di Pulau Belitung.
Gelar Depati Cakraningrat hanya dipakai sampai dengan raja Balok yang ke-9, yaitu Kiai Agus Mohammad Saleh (bergelar Depati Cakraningrat IX), karena pada tahun 1873 gelar tersebut dihapus oleh Pemerintah Belanda. Keturunan raja Balok selanjutnya yaitu Kiai Agus Endek (memerintah 1879-1890) berpangkat sebagai Kepala Distrik Belitung dan berkedudukan di Tanjungpandan.
Kerajaan ketiga adalah Kerajaan Belantu, yang merupakan bagian wilayah Ngabehi Kerajaan Balok. Rajanya yang pertama adalah Datuk Ahmad (1705-1741), yang bergelar Datuk Mempawah. Sedangkan rajanya yang terakhir bernama KA. Umar.
Kerajaan keempat atau yang terakhir yang pernah berdiri adalah Kerajaan Buding, yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Balok. Rajanya bernama Datuk Kemiring Wali Raib. Dari keempat kerajaan yang telah disebutkan diatas, Kerajaan Balok merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di Pulau Belitung.
Masa pendudukan Belanda-Jepang
Pada abad ke-17, Pulau Belitung menjadi jalur perdagangan dan tempat persinggahan kaum pedagang. Dari sekian banyak pedagang, yang paling berpengaruh adalah pedagang Cina dan Arab. Hal ini dapat dibuktikan dari tembikar-tembikar yang berasal dari Wangsa Ming abad ke-14 hingga ke-17, yang banyak ditemukan dalam lapisan-lapisan tambang timah di daerah Kepenai, Buding, dan Kelapa Kampit. Berdasarkan catatan dari sejarawan Cina bernama Fei Hsin (1436). Sedangkan orang Cina mengenal Belitung disebabkan pada tahun 1293, pedagang-pedagang Cina tersebut masuk ke Pulau Belitung sekitar tahun 1293. Sebuah armada Cina dibawah pimpinan Shi Pi, Ike Mise dan Khau Hsing yang sedang mengadakan perjalanan ke Pulau Jawa terdampar di perairan Belitung.
Selain bangsa Cina, bangsa lain yang banyak mengenal Pulau Belitung adalah bangsa Belanda. Pada tahun 1668, sebuah kapal Belanda bernama 'Zon De Zan Loper', dibawah pimpinan Jan De Marde, tiba di Belitung. Mereka merapat di sungai Balok, yang saat itu merupakan satu-satunya bandar di Pulau Belitung yang ramai dikunjungi pedagang asing.
Berdasarkan penyerahan Tuntang pada tanggal 18 September 1821, Pulau Belitung masuk dalam wilayah kekuasaan Inggris (meskipun secara de facto terjadi pada tanggal 20 Mei 1812). Residen Inggris di Bangka, mengangkat seorang raja siak untuk memerintah Belitung karena di pulau kecil ini sering terjadi perlawanan rakyat yang dipimpin oleh tetua adat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Kerajaan Inggris tanggal 17 April 1817, Inggris menyerahkan Belitung kepada Kerajaan Belanda. Selanjutnya atas nama Baginda Ratu Belanda, ditunjuk seorang Asisten Residen untuk menjalankan pemerintahan di Pulau Belitung.
Pada tahun 1823, seorang Kapten berkebangsaan Belgia bernama JP. De La Motte, yang menjabat sebagai Asisten Residen dan juga pimpinan tentara Kerajaan Belanda, berhasil menemukan timah di pulau tersebut. Selanjutnya seusai Traktat London tahun 1850, penambangannya diambil alih oleh Billiton Maatschapij, sebuah perusahaan penambangan timah milik Pemerintah Belanda. Pada saat itu Belitung terbagi atas 6 daerah, yaitu :
* Tanjungpandan dan Gantung/Lenggang yang berada langsung dibawah pemerintahan Depati;
* Badau, Sijuk, Buding dan Belantu yang berada dibawah pemerintahan masing-masing Ngabehi.
Pada tahun 1890, pangkat Ngabehi dihapus dan digantikan dengan Kepala Distrik. Selanjutnya terdapat 5 distrik yaitu : Tanjungpandaan, Manggar, Buding, Dendang dan Gantung. Tahun 1852 Belitung dipisahkan dari Bangka dalam urusan administrasi dan kewenangan penambangan timah. Pemisahan tersebut atas desakan JF. Louden (kepala pemerintahan pusat di Batavia), untuk mencegah pengaruh buruk dari Residen Bangka yang iri melihat pertambangan timah yang berkembang dengan pesat di Belitung. Dalam rangkaian sistem pemerintahan Hindia Belanda, pada tahun 1921 Belitung dijadikan sebuah distrik yang dikepalai oleh seorang Demang yaitu KA. Abdul Adjis, yang dibantu 2 orang Asisten Demang yang membawahi 2 onder district, yaitu Belitung Barat dan Belitung Timur. Gemeente atau kelurahan di Belitung dibentuk pada tahun 1921-1924. Berdasarkan Ordonantie No. 73 tanggal 21 Februari 1924, Belitung terbagi menjadi 42 Gemeente.
Pada tahun 1933, Belitung berubah status menjadi satu Onder-afdeling yang diperintah oleh seorang Controleur dengan pangkat Assistant Resident, yang bertanggung jawab kepada Residen dari Afdeling Bangka - Belitung yang berkedudukan di Pulau Bangka. Tanggal 1 Januari 1939 berlaku peraturan baru di wilayah di wilayah Belitung, yang berarti Pulau Belitung sudah diberi hak untuk mengatur daerahnya sendiri. Tentu saja hal tersebut memengaruhi beberapa keadaan, misalnya Onder-afdeling Belitung meliputi 2 distrik yaitu, Distrik Belitung Barat dan Distrik Belitung Timur, yang masing-masing dikepalai oleh seorang Demang.
Tentara Jepang menduduki Pulau Belitung pada bulan April 1944, pemerintahan dikedua distrik dikepalai oleh Gunco. Pada awal tahun 1945, Jepang membentuk Badan Kebaktian Rakyat di Belitung yang bertugas membantu pemerintahan. Masa pendudukan Jepang tidak lama, selanjutnya terjadi perubahan kembali ketika tentara Belanda kembali menguasai Belitung pada tahun 1946. Pada masa pemerintahan Belanda ini, Onder-afdeling Belitung diperintah kembali oleh Asisten Residen Bangsa Belanda, sedangkan penguasaan distrik tetap dipegang oleh seorang Demang yang kemudian diganti dengan sebutan Bestuurhoofd.
Masa kemerdekaan
Pulau Belitung sebagai bagian dari Residensi Bangka - Belitung, beberapa tahun lamanya pernah menjadi bagian dari Gewest Borneo, kemudian menjadi bagian Gewest Bangka - Belitung dan Riau. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena muncul peraturan yang mengubah Pulau Belitung menjadi Neolanchap. Selanjutnya sebagai badan pemerintahan dibentuklah Dewan Belitung pada tahun 1947. Pada waktu pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS), Neolanchap Belitung merupakan negara tersendiri, bahkan karena sesuatu hal tidak menjadi negara bagian. Tahun 1950 Belitung dipisahkan dari RIS dan digabungkan dalam Republik Indonesia. Pulau Belitung menjadi sebuah kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Sumatera Selatan dibawah kekuasaan militer, karena pada waktu itu Sumatera Selatan merupakan Daerah Militer Istimewa. Sesudah berakhirnya pemerintahan militer, Belitung kembali menjadi kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati.
Setelah tahun 2000
Pada tanggal 21 November 2000, berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000, Pulau Belitung bersama dengan Pulau Bangka memekarkan diri dan membentuk satu provinsi baru dengan nama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi ini merupakan provinsi ke-31 di Indonesia. Berdasarkan aspirasi masyarakat dan berbagai pertimbangan, Kabupaten Belitung dibagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Belitung beribukota di Tanjungpandan dengan cakupan wilayah meliputi 5 kecamatan dan Kabupaten Belitung Timur dengan Manggar sebagai ibukotanya dengan cakupan wilayah meliputi 4 kecamatan.
Adm : Ensiklopedia
Label:
Bertualang
Kamis, 13 Oktober 2011
Bagaimana Mengatasi Pertikaian Suami Istri
KRT ( Kekerasan Rumah Tangga ) kata yang tidak asing lagi ditelinga kita karena sering kita dengar dalam berbagai kasus yang dipublikasikan di Televisi. Seharusnya semua itu tidak akan terjadi kalau kehidupan keluarga harmonis. Keharmonisan keluarga dapat terbentuk jika pertikaian antara suami istri dapat di hindari.
Sebenarnya Rasulullah SAW telah memberikan teladan yang komplit terhadap problematika yang terjadi didalam rumah tangga dan cara penyelesaiannya. Namun tentu saja, keluarga kita bukanlah keluarga para nabi dan rasul yang Ma'sum dari kesalahan. Maka dengan adanya berbagai permasalahan didalam keluarga maka akan membuat kita menjadi lebih dewasa dalam menatap kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Buku yang ada di hadapan Anda ini adalah sebuah buku referensi yang baik dibaca oleh orang yang sudah berkeluarga maupun calon keluarga. Topik Nusyus dari kedua belah pihak yang diketengahkan penulis membuat kita sadar akan kesalahan diri kita pribadi dalam menjalani kehidupan rumah tangga kita. Atau terkadang kita tidak sadar akan tindakan yang kita lakukan ternyata menjadi sebuah sumber dari keretakan rumah tangga kita.
Ana menilai sungguh buku sangat baik di jadikan Referensi Anda untuk membina keluarga SAMARA.
SELAMAT MEMBACA
Adm : Rudi Irawan
Label:
Referensi Buku
Rabu, 12 Oktober 2011
Meniti Di atas Kabut
Sebuah kisah yang sangat aneh kadang terjadi tatkala seseorang ingin menikah. Berbagai peristiwa yang kadang membuat orang yang ingin menikah menjadi sebuah pengalaman hidup yang tak kan terlupakan. Terlebih lagi jika seseorag yang menikah dengan mempertahankan sunnah Rasulullah SAW yaitu memiliki istri yang sholihah.
Dan sungguh kisah di dalam buku ini membuat ana berkesan setelah membacanya. Seorang ikhwan yang menikah dengan seorang akhwat yang memakai CADAR, yang konon memiliki kecantikan yang luar biasa. Namun tidak hanya kecantikan saja yang dumiliki oleh akhwat yang bercadar ini. Namun kemuliaan akhlaqnya juga menjadikan dia wanita yang sempurna di mata semua lelaki. Dia juga seorang mujahidah dan wanita yang sabar dalam menghadapi segala problematika rumah tangga yang merupakan bunga-bunga kehidupan dalam keluarga.
Inilah cerminan dari keseimbangan antara pemahaman agama seseorang dengan perbuatannya. Wanita seperti inilah Yang menjadi dambaan setiap laki-laki untuk menjadi pendamping hidupnya.
Sebuah Karya ABU UMAR BASYIER yang mendeskripsikan sebuah kisah nyata dari seorang temannya akan membawa Anda hanyut dalam sebuah kisah dari kisah-kisah berharga dalam kehidupan ini.
Selamat membaca.
ADM.
Label:
Referensi Buku
Minset Pembelajaran
Mungkin yang sering kita dengar selama ini adalah minset Berpikir. Namun buku ini di beri judul dengan Minset pembelajaran. Setelah ana baca ternyata isinya sangat pas dengan problema yang di hadapi oleh para guru ataupun calon guru yang akan mengajar nantinya. Cara mengajar yang salah dan monoton serta tidak dibarengi dengan metodologi yang benar membuat gagalnya proses pembelajaran. Padahal guru merupakan salah satu dari ujung tombak keberhasialan dunia pendidikan. JIka pendidikan berhasil, maka kita akan merasakan banyak efek dari keberhasilan itu, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perbaikan agama, bangsa dan negara.
Minset Pembelajaran buku karangan Yusron Aminullah, memberikan kita cakrawala yang baru dalam dunia pendidikan. Dan semua itu telah dibuktikan Melalui training MEP ( Menebar Energi Positif ) yang memang telah diikuti oleh guru-guru di banyak pelatihan. Dan tentu saja ini sebuah eksperimen yang sangat menarik.
Setiap manusia memeiliki energi positif dan negatif. Ada seseorang yang memang energi positifnya lebih besar ataupun sebaliknya. Tapi kita jangan khawatir...ternyata energi-energi tersebut dapat kita kendalikan dengan latihan. Maka dengan energi positif yang kita miliki dan kita gunakan untuk mengajar anak didik kita maka secara tidak langsung kita telah memperbaiki kopetensi kita mengajar dalam rangka perbaikan dunia pendidikan di negara kita.
Mari kita baca dan petik hikmah yang terkandung di dalamnya.
Adm : Rudi Irawan, S.Pd.I
Label:
Referensi Buku
Senin, 10 Oktober 2011
Syaroobul Hubb
Bismillah.....
Alhamdulillah...Wassatuwassalaamu 'alaa Rasulillah.
Muncul lagi deh di dunia blog setelah lama Vakum karena kesibukan yang tidak memungkinkan untuk meluangkan waktu menulis. Semoga dengan posting-posting terbaru dapat memberikan manfaat khususya bagi saya penulis. Kririk dan saran ana harapkan agar kita menjadi orang yang beruntung.
Firman Allah :
( demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.) Al Ashr 1-3
Barokallaahu fiikum yang sempat untuk membaca dan memberikan saran di blog ana ini.
Label:
Iseng
Langganan:
Postingan (Atom)